Mohon tunggu...
Syahrial
Syahrial Mohon Tunggu... Guru - Guru Madya

Belajar dari menulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Melacak Jejak Literasi Indonesia: Tantangan, Harta Budaya, dan Langkah Menuju Masa Depan Cerah

16 Desember 2023   00:01 Diperbarui: 16 Desember 2023   00:04 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Budaya literasi adalah warisan berharga yang perlu kita pelihara untuk mencerahkan masa depan bangsa."

Data dari berbagai sumber memang menunjukkan bahwa tingkat literasi di Indonesia masih rendah. Berdasarkan hasil Programme for International Student Assessment (PISA) 2022, Indonesia menempati peringkat ke-57 dari 79 negara peserta. Skor literasi Indonesia juga turun 12 poin dari hasil PISA 2018.

Rendahnya tingkat literasi di Indonesia sering dikaitkan dengan budaya literasi yang kurang kuat. Namun, anggapan ini tidak sepenuhnya benar. Budaya literasi di Nusantara sebenarnya sudah ada sejak zaman dahulu. Hal ini dibuktikan dengan adanya berbagai peninggalan naskah kuno yang tersebar di seluruh Indonesia.

Beberapa contoh naskah kuno Nusantara yang terkenal antara lain:

# Epos I La Galigo dari Sulawesi Selatan

Epos I La Galigo dari Sulawesi Selatan adalah suatu keajaiban sastra yang menghiasi warisan budaya Indonesia. Naskah yang luar biasa ini melambangkan kekayaan khazanah sastra Nusantara dengan keindahan bahasanya yang memesona. Dikenal sebagai epos terpanjang di dunia, kisahnya memperlihatkan kedalaman budaya serta kebijaksanaan leluhur dalam sebuah narasi epik yang memukau.

Kekuatan magisnya terletak pada kemampuannya untuk menggambarkan perjalanan manusia, hubungan mereka dengan alam, dan kompleksitas kehidupan dalam nuansa yang tak terlupakan. Setiap halaman dari Epos I La Galigo memancarkan warisan budaya Sulawesi Selatan, mengajak pembaca untuk terhanyut dalam petualangan epik yang mempesona dan menyentuh hati.

# Serat Centhini dari Jawa Tengah

Serat Centhini adalah sebuah harta budaya yang memperlihatkan kekayaan seni, budaya, dan spiritualitas Jawa Tengah. Dalam halaman-halaman halusnya, terdapat kumpulan puisi yang menggugah jiwa, cerita-cerita rakyat yang mempesona, dan ajaran-ajaran agama yang mencerahkan. Karya ini merupakan penjelmaan luar biasa dari kearifan lokal, menjadi cerminan kehidupan sehari-hari masyarakat Jawa Tengah yang sarat dengan keindahan dan makna mendalam.

Melalui setiap bait puisi, setiap jalinan cerita, dan setiap ajaran yang terungkap, Serat Centhini tidak hanya menyajikan sekadar kata-kata, tetapi juga menawarkan jendela menuju dunia kaya nuansa budaya Indonesia. Kecantikan sastra, kearifan lokal, dan spiritualitas yang terangkum dalam karya ini menjadikannya tidak hanya sebuah kumpulan teks, tetapi suatu peninggalan berharga yang terus memperkaya dan memperdalam pemahaman akan kekayaan warisan budaya Nusantara.

Naskah-naskah keagamaan dari berbagai daerah, seperti Alquran, Alkitab, dan kitab-kitab suci agama Hindu dan Buddha.Teks tersebut membuka jendela luas terhadap warisan keagamaan yang kaya dari berbagai budaya. Di antara harta intelektual ini terdapat Alquran, Alkitab, dan kitab-kitab suci dari agama Hindu dan Buddha yang mengilhami dan membimbing jutaan orang di seluruh dunia. 

Dalam kedalaman teks-teks ini, terdapat ajaran moral, pandangan dunia, dan petunjuk spiritual yang menjadi pijakan bagi keyakinan dan kehidupan spiritual umat manusia, memperkaya pemahaman kita tentang keragaman dan kesamaan dalam upaya pencarian makna hidup. Setiap naskah menawarkan perspektif uniknya sendiri, memperkaya lanskap keagamaan global dan memperluas pemahaman tentang nilai-nilai kemanusiaan yang universal.

Naskah-naskah kuno tersebut menunjukkan bahwa masyarakat Nusantara pada masa lalu memiliki minat yang besar terhadap literasi. Naskah-naskah tersebut juga menjadi bukti bahwa masyarakat Nusantara memiliki pengetahuan dan budaya yang tinggi.

Berikut adalah beberapa faktor yang menyebabkan rendahnya tingkat literasi di Indonesia saat ini:

# Kurangnya akses terhadap bahan bacaan. 

Kurangnya akses terhadap bahan bacaan merupakan masalah yang melanda banyak komunitas di seluruh dunia. Dampaknya tak hanya membatasi kesempatan individu untuk memperluas pengetahuan, tetapi juga memengaruhi perkembangan kreativitas dan imajinasi. 

Tanpa akses yang memadai terhadap buku dan materi bacaan lainnya, generasi muda dan bahkan orang dewasa kehilangan peluang untuk belajar, meneroka dunia, serta mengembangkan wawasan mereka. Inisiatif untuk memperluas akses terhadap bahan bacaan menjadi suatu keharusan demi membangun masyarakat yang lebih terdidik, kreatif, dan berdaya saing.

# Pengaruh teknologi digital yang membuat masyarakat lebih suka membaca informasi secara online.

Teknologi digital telah memainkan peran besar dalam mengubah kebiasaan membaca masyarakat. Kemudahan akses informasi secara online telah menciptakan preferensi baru di antara banyak orang, yang lebih memilih membaca berita, artikel, dan konten lainnya melalui platform digital. 

Dengan hanya beberapa ketukan atau klik, informasi dapat diakses di ujung jari, memungkinkan kecepatan, kenyamanan, dan aksesibilitas yang belum pernah terjadi sebelumnya. Hal ini mengakibatkan pergeseran signifikan dari bacaan konvensional ke konten digital yang lebih dinamis, mengubah cara masyarakat memperoleh dan menyerap informasi.

# Sistem pendidikan yang belum sepenuhnya menekankan pentingnya literasi.

Sistem pendidikan saat ini seringkali belum memberikan fokus yang memadai pada pentingnya literasi. Di tengah perubahan zaman yang cepat dan dinamis, penting bagi siswa untuk memiliki keterampilan literasi yang kuat, baik itu literasi membaca, menulis, maupun literasi digital. 

Dengan memperluas pendekatan pendidikan untuk mendorong kemampuan ini, kita dapat mempersiapkan generasi mendatang agar lebih siap menghadapi tantangan masa depan dan lebih mampu berkontribusi secara signifikan dalam masyarakat yang semakin kompleks ini.

Untuk meningkatkan tingkat literasi di Indonesia, perlu dilakukan berbagai upaya, antara lain:

# Meningkatkan ketersediaan bahan bacaan yang berkualitas dan beragam.

Meningkatkan ketersediaan bahan bacaan yang berkualitas dan beragam memiliki dampak yang sangat positif dalam masyarakat. Dengan adanya akses yang lebih luas terhadap buku-buku yang beragam topik dan genre, individu dapat mengembangkan pemahaman yang lebih dalam tentang dunia di sekitar mereka. 

Bukan hanya itu, bahan bacaan yang berkualitas juga dapat menjadi sumber inspirasi, motivasi, dan pengetahuan yang tak ternilai. Hal ini tidak hanya memperkaya pikiran seseorang, tetapi juga membuka pintu bagi pertumbuhan pribadi, pemikiran kritis, serta kemampuan berkomunikasi yang lebih baik.

# Meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya literasi.

Meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya literasi merupakan sebuah langkah yang krusial dalam memajukan kehidupan berbagai lapisan masyarakat. Literasi bukan sekadar keterampilan membaca dan menulis, melainkan fondasi yang mendasari pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan untuk mengambil keputusan yang tepat. Dengan meningkatnya kesadaran akan literasi, masyarakat dapat lebih aktif terlibat dalam berbagai bidang, mulai dari kesehatan hingga ekonomi, memperluas peluang, dan menciptakan masa depan yang lebih cerah.

# Menerapkan sistem pendidikan yang menekankan pentingnya literasi.

Pendidikan yang menempatkan literasi sebagai inti menciptakan landasan yang kuat bagi perkembangan individu dan masyarakat. Melalui sistem yang fokus pada literasi, seseorang tidak hanya belajar membaca dan menulis, tetapi juga mengasah kemampuan berpikir kritis, menganalisis informasi, dan menyampaikan ide dengan jelas. 

Pendidikan ini membuka pintu menuju pengetahuan yang lebih dalam, memungkinkan individu untuk berpartisipasi secara aktif dalam perkembangan sosial, ekonomi, dan budaya. Dengan menggarisbawahi literasi sebagai landasan, sistem pendidikan dapat membekali generasi mendatang dengan alat yang diperlukan untuk sukses dalam dunia yang semakin kompleks dan berubah dengan cepat.

Dengan memprioritaskan peningkatan tingkat literasi di Indonesia, kita tidak hanya mengejar pembangunan individual, tetapi juga mengukuhkan pondasi kesejahteraan kolektif. Literasi bukan sekadar keahlian membaca dan menulis, tetapi sebuah investasi dalam masa depan bangsa. Melalui peningkatan literasi, kita membuka pintu akses menuju pengetahuan yang lebih luas, memberdayakan masyarakat untuk terlibat secara aktif dalam pembangunan negara. 

Dengan demikian, upaya meningkatkan literasi harus menjadi agenda utama, memastikan bahwa setiap warga Indonesia memiliki kesempatan yang sama untuk berkembang dan berkontribusi dalam memajukan negara ke arah yang lebih cerdas dan berdaya saing.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun