Kriteria-kriteria tersebut haruslah terukur dan berlandaskan pada aspek-aspek yang relevan dengan proses pembelajaran. Misalnya, kemampuan mengajar yang efektif, kemauan untuk membantu siswa, sikap yang adil dalam memperlakukan setiap individu di kelas, serta kemampuan menciptakan lingkungan belajar yang positif dan membangkitkan minat belajar siswa.
Dengan memiliki kriteria yang jelas dan terukur, proses penilaian dapat menjadi lebih obyektif. Melalui kriteria-kriteria ini, siswa dapat memberikan umpan balik yang tidak hanya didasarkan pada preferensi pribadi, tetapi juga pada pengalaman mereka dalam belajar dari guru tersebut. Hal ini membantu meminimalisir bias yang mungkin muncul selama proses penilaian.
Selain itu, relevansi kriteria penilaian dengan peran seorang guru juga menciptakan gambaran yang lebih akurat tentang apa yang diharapkan dari seorang pendidik. Ketika kriteria yang digunakan mencerminkan esensi dari profesi tersebut, maka penghargaan yang diberikan akan lebih bermakna dan terkait erat dengan kontribusi nyata yang diberikan oleh guru kepada proses pembelajaran dan perkembangan siswa.
Dalam esensi, kriteria yang obyektif dan relevan adalah fondasi dari evaluasi yang adil. Ini bukan hanya tentang memberikan gelar atau penghargaan, tetapi lebih pada pengakuan atas dedikasi dan keberhasilan seorang guru dalam membentuk dan mempengaruhi generasi penerus.
2. Komunikasi Terbuka
Membuka saluran komunikasi yang efektif di antara siswa, guru, dan pihak sekolah menjadi langkah penting dalam mengatasi potensi ketidaknyamanan atau perasaan kurang dihargai yang mungkin timbul akibat penobatan guru terfavorit.
Dalam proses ini, penekanan pada pemahaman bahwa penilaian terhadap guru bukanlah penilaian pribadi akan membantu mengurangi dampak negatif.
Komunikasi yang terbuka dan jelas menjadi kunci untuk menjelaskan bahwa penobatan guru terfavorit bukanlah tentang menilai pribadi seseorang, melainkan mengenai penghargaan dan apresiasi atas kontribusi mereka. Dalam konteks ini, penting bagi pihak sekolah untuk menjelaskan kepada siswa bahwa setiap guru memiliki keunikan dan berbagai keahlian yang mereka sumbangkan kepada lingkungan sekolah.
Dalam menyampaikan pesan ini, ada beberapa cara yang bisa dilakukan. Salah satunya adalah dengan mengadakan forum atau pertemuan yang memfasilitasi diskusi terbuka antara siswa dan guru.
Pada kesempatan ini, siswa dapat mengemukakan pemikiran mereka tentang penobatan guru terfavorit dan bagaimana hal tersebut tidak seharusnya diartikan sebagai penilaian atas kualitas pribadi seorang guru.
Selain itu, pihak sekolah juga dapat menggunakan media komunikasi lainnya, seperti papan pengumuman, surat elektronik, atau bahkan kampanye sosial di media sosial sekolah. Pesan yang terus-menerus disampaikan dengan jelas dan tegas akan membantu membentuk pemahaman yang lebih baik di antara semua pihak terkait.
Penting juga untuk memberikan contoh konkret tentang bagaimana setiap guru memberikan kontribusi yang berbeda dalam menginspirasi dan membimbing siswa mereka. Ini bisa melibatkan cerita sukses dari berbagai guru di sekolah, bagaimana gaya mengajar mereka memengaruhi perkembangan siswa, atau bagaimana kepedulian mereka terhadap kemajuan akademis dan pribadi siswa membentuk hubungan yang kuat.