Mohon tunggu...
Syahrial
Syahrial Mohon Tunggu... Guru - Guru Madya

Belajar dari menulis

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Pupuk Organik: Langkah Sederhana untuk Gaya Hidup Berkelanjutan

19 November 2023   00:01 Diperbarui: 19 November 2023   06:46 692
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumen eticon.co.id

"Dengan pupuk organik, kita menjaga bumi untuk generasi mendatang."

Gaya hidup berkelanjutan merupakan salah satu nilai penting dari profil pelajar Pancasila. Gaya hidup berkelanjutan adalah cara hidup yang mengutamakan keseimbangan antara pemenuhan kebutuhan dengan kelestarian lingkungan. Hal ini penting untuk dilakukan karena kita hidup di lingkungan yang saling berkaitan. Jika lingkungan rusak, maka kita juga akan merasakan dampaknya.

Salah satu contoh gaya hidup berkelanjutan adalah pengolahan limbah organik rumah tangga menjadi pupuk organik. Limbah organik rumah tangga adalah limbah yang berasal dari sisa-sisa makanan, sayuran, dan buah-buahan. Limbah organik ini jika tidak dikelola dengan baik dapat menimbulkan pencemaran lingkungan.

Pengelolaan limbah organik rumah tangga menjadi pupuk organik merupakan kegiatan yang bermanfaat bagi lingkungan. Limbah organik yang diolah menjadi pupuk organik tidak akan menimbulkan pencemaran lingkungan. Selain itu, pupuk organik juga dapat menyuburkan tanaman, sehingga dapat meningkatkan produktivitas pertanian.

Pengelolaan limbah organik rumah tangga menjadi pupuk organik merupakan langkah sederhana yang dapat dilakukan untuk mendukung gaya hidup berkelanjutan. Dengan melakukan kegiatan ini, kita dapat menjaga kelestarian lingkungan dan meningkatkan produktivitas pertanian.

Berikut adalah langkah-langkah pengolahan limbah organik rumah tangga menjadi pupuk organik:

1. Kumpulkan limbah organik rumah tangga

Limbah organik rumah tangga adalah limbah yang berasal dari sisa-sisa makanan, sayuran, dan buah-buahan. Limbah organik ini dapat diolah menjadi pupuk organik. Pupuk organik adalah pupuk yang berasal dari bahan-bahan organik, seperti sisa-sisa makanan, sayuran, dan buah-buahan.

Limbah organik rumah tangga yang dapat diolah menjadi pupuk organik antara lain:

# Kulit buah, seperti kulit pisang, kulit apel, dan kulit mangga.

# Sayuran, seperti daun bayam, daun sawi, dan daun bawang.

# Daun-daunan, seperti daun pisang, daun pepaya, dan daun nangka.

Limbah organik ini mengandung unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman, seperti nitrogen, fosfor, dan kalium. Oleh karena itu, pupuk organik dapat menyuburkan tanaman.

Pemilahan limbah dapat dilakukan dengan cara manual atau menggunakan alat. Jika dilakukan secara manual, limbah organik dapat dipisahkan dari limbah anorganik berdasarkan sifat fisiknya. Limbah organik biasanya bersifat basah dan mudah terurai, sedangkan limbah anorganik bersifat kering dan tidak mudah terurai.

2. Cuci bersih limbah organik

Cuci bersih limbah organik untuk menghilangkan kotoran dan sisa pestisida. Proses pencucian ini penting dilakukan untuk memastikan bahwa pupuk organik yang dihasilkan nantinya bersih dan aman bagi tanaman.

Kotoran yang terkandung dalam limbah organik dapat berasal dari sisa-sisa makanan, sayuran, dan buah-buahan yang kita konsumsi sehari-hari. Kotoran ini dapat menghambat pertumbuhan tanaman dan menurunkan kualitas hasil panen.

Sisa pestisida yang terkandung dalam limbah organik juga dapat berbahaya bagi tanaman. Pestisida adalah bahan kimia yang digunakan untuk mengendalikan hama dan penyakit pada tanaman. Namun, pestisida yang tidak digunakan dengan benar dapat mencemari lingkungan dan membahayakan kesehatan manusia.

Untuk mencuci limbah organik, gunakan air mengalir hingga bersih. Cucilah limbah organik dengan hati-hati agar tidak hancur. Jika limbah organik sudah cukup bersih, tiriskan airnya hingga benar-benar kering.

3. Cincang atau tumbuk limbah organik

Cincang atau tumbuk limbah organik agar lebih cepat terurai. Hal ini dikarenakan ukuran limbah organik yang kecil akan memiliki luas permukaan yang lebih besar. Semakin besar luas permukaan limbah organik, maka semakin cepat proses penguraiannya.

Ukuran cincang atau tumbuk limbah organik idealnya sekitar 2-5 cm. Ukuran ini dianggap ideal karena memungkinkan bakteri pengurai untuk menempel dan bekerja lebih efektif.

Untuk mencincang limbah organik, dapat digunakan pisau, blender, atau mesin pencacah. Untuk menumbuk limbah organik, dapat digunakan alat tumbuk kayu atau batu.

4. Siapkan wadah komposter

Wadah komposter adalah tempat untuk menampung limbah organik rumah tangga yang akan diolah menjadi pupuk organik. Wadah komposter dapat dibuat dari berbagai bahan, seperti drum plastik, ember, atau lubang di tanah.

Drum plastik adalah salah satu jenis wadah komposter yang paling umum digunakan. Drum plastik memiliki banyak kelebihan, seperti tahan lama, mudah didapat, dan harganya terjangkau. Namun, drum plastik juga memiliki beberapa kekurangan, seperti berat dan sulit untuk dipindah-pindahkan.

Ember adalah jenis wadah komposter yang lebih kecil dan ringan daripada drum plastik. Ember terbuat dari berbagai bahan, seperti plastik, logam, atau kayu. Ember cocok digunakan untuk rumah tangga dengan lahan yang terbatas.

Lubang di tanah adalah jenis wadah komposter yang paling sederhana. Lubang di tanah dapat dibuat dengan ukuran dan kedalaman yang sesuai. Lubang di tanah cocok digunakan untuk rumah tangga yang memiliki lahan yang cukup luas. 

5. Isi wadah komposter dengan limbah organik

Proses penguraian limbah organik menjadi pupuk organik membutuhkan mikroorganisme pengurai. Mikroorganisme pengurai ini dapat berasal dari lingkungan sekitar, seperti tanah, air, dan udara. Namun, untuk mempercepat proses penguraian, dapat ditambahkan EM4 atau MOL (mikroorganisme lokal).

EM4 atau MOL merupakan produk bioteknologi yang mengandung berbagai macam mikroorganisme pengurai. Mikroorganisme-mikroorganisme ini akan bekerja sama untuk menguraikan limbah organik menjadi pupuk organik.

Untuk menambahkan EM4 atau MOL ke dalam wadah komposter, caranya cukup mudah. Taburkan EM4 atau MOL secukupnya ke atas setiap lapisan limbah organik. Pastikan EM4 atau MOL tercampur rata dengan limbah organik.

Penambahan EM4 atau MOL dapat dilakukan setiap kali menambahkan limbah organik ke dalam wadah komposter. Dengan menambahkan EM4 atau MOL, proses penguraian limbah organik akan menjadi lebih cepat dan menghasilkan pupuk organik yang lebih berkualitas.

6. Tutup wadah komposter

Tutup wadah komposter merupakan salah satu hal penting yang perlu diperhatikan dalam proses pembuatan kompos. Wadah komposter yang tertutup dapat membantu menjaga kelembapan dan suhu, sehingga proses dekomposisi limbah organik dapat berjalan dengan optimal.

Kelembapan dan suhu yang ideal untuk proses dekomposisi limbah organik adalah sekitar 60-70% kelembapan dan 25-30C suhu. Jika kelembapan terlalu rendah, maka proses dekomposisi akan berjalan lambat. Sebaliknya, jika kelembapan terlalu tinggi, maka proses dekomposisi dapat menyebabkan bau tidak sedap dan timbulnya hama.

Selain menjaga kelembapan dan suhu, wadah komposter yang tertutup juga dapat membantu melindungi kompos dari serangga, hewan, dan cuaca. Serangga dan hewan dapat merusak kompos, sehingga mengurangi kualitasnya. Cuaca yang ekstrim, seperti panas dan hujan yang berlebihan, juga dapat merusak kompos.

7. Aduk limbah organik secara berkala

Aduk limbah organik secara berkala, setidaknya seminggu sekali. Proses pengadukan akan membantu mempercepat proses penguraian limbah organik.

Adukan akan membantu menyebarkan oksigen ke seluruh bagian limbah organik. Oksigen dibutuhkan oleh mikroorganisme untuk menguraikan limbah organik. Semakin banyak oksigen yang tersedia, maka proses penguraian limbah organik akan semakin cepat.

Proses pengadukan limbah organik dapat dilakukan dengan menggunakan tangan atau alat pengaduk. Jika menggunakan tangan, maka limbah organik dapat diaduk dengan cara dibolak-balik. Jika menggunakan alat pengaduk, maka limbah organik dapat diaduk dengan cara diputar.

Waktu yang tepat untuk mengaduk limbah organik adalah saat limbah organik sudah mulai mengeluarkan bau busuk. Bau busuk tersebut merupakan tanda bahwa proses penguraian limbah organik sudah dimulai.

8. Hasil pupuk organik siap digunakan

Pupuk organik siap digunakan setelah 2-3 bulan. Waktu ini diperlukan agar proses fermentasi limbah organik menjadi pupuk organik dapat berlangsung sempurna. Pupuk organik yang sudah siap digunakan memiliki ciri-ciri sebagai berikut: Berwarna hitam kecokelatan, Berbau khas tanah, dan Teksturnya lembut dan mudah hancur.

Pupuk organik dapat digunakan untuk menyuburkan berbagai macam tanaman, seperti tanaman hias, sayuran, dan buah-buahan. 

*

Berikut adalah beberapa tips untuk meningkatkan kualitas pupuk organik:

* Tambahkan bahan-bahan yang kaya akan unsur hara, seperti pupuk kandang, kompos, atau sekam padi.

* Atur kelembapan dan suhu wadah komposter agar sesuai dengan kebutuhan mikroorganisme.

* Hindari memasukkan limbah organik yang mengandung bahan kimia, seperti plastik dan pestisida.

Demikianlah penjelasan tentang pengolahan limbah organik rumah tangga menjadi pupuk organik. Kegiatan ini merupakan salah satu langkah sederhana yang dapat dilakukan untuk mendukung gaya hidup berkelanjutan. Dengan melakukan kegiatan ini, kita dapat menjaga kelestarian lingkungan dan meningkatkan produktivitas pertanian.

Pengelolaan limbah organik rumah tangga menjadi pupuk organik dapat dilakukan oleh siapa saja, termasuk pelajar. Oleh karena itu, kegiatan ini dapat menjadi salah satu

 kegiatan yang dilakukan dalam rangka penguatan profil pelajar Pancasila.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun