Mohon tunggu...
Syahrial
Syahrial Mohon Tunggu... Guru - Guru Madya

Belajar dari menulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Siswa Tidak Suka Pelajaran? Inilah Cara Empatis Guru Menciptakan Perubahan Positif

12 November 2023   10:54 Diperbarui: 12 November 2023   11:17 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumen Kompasiana.com

Dalam interaksi percakapan pribadi, guru dapat menciptakan ruang aman di mana siswa merasa nyaman untuk berbagi perasaan dan pandangan mereka secara lebih terbuka. Dengan mendengarkan dengan penuh perhatian, guru dapat menangkap nuansa yang mendasari ketidaknyamanan tersebut.

Sementara itu, survei dapat menjadi alat yang efektif untuk mengumpulkan data secara lebih luas dari sejumlah siswa. Pertanyaan yang dirancang dengan cermat dapat mengungkap informasi penting tentang preferensi, harapan, dan persepsi siswa terhadap pembelajaran. Hasil survei ini dapat memberikan gambaran yang lebih holistik dan mencakup berbagai pandangan, memberikan perspektif yang lebih luas kepada guru.

Menggali alasan di balik ketidaknyamanan siswa bukan hanya tentang menemukan "masalah", tetapi lebih pada memahami lapisan-lapisan kompleks dari setiap situasi. Dengan pemahaman yang lebih mendalam, guru dapat mengidentifikasi akar permasalahan dan menyusun solusi yang lebih tepat sasaran. 

Proses ini melibatkan analisis mendalam terhadap faktor-faktor yang mungkin mempengaruhi persepsi siswa terhadap pembelajaran, sehingga memberikan landasan yang kuat untuk mengembangkan strategi pemecahan masalah yang efektif dan berkelanjutan.

Mendalamnya pemahaman guru terhadap siswa tidak hanya sebatas menerima alasan ketidaknyamanan, melainkan juga mencakup upaya aktif untuk memahami perspektif mereka secara lebih holistik. Guru dapat memperluas pandangannya dengan tidak hanya mengidentifikasi penyebab ketidaknyamanan, tetapi juga dengan menempatkan diri sepenuhnya dalam posisi siswa.

Dengan menempatkan diri dalam posisi siswa, guru membuka pintu untuk menyelami dunia internal mereka. Ini melibatkan kemampuan untuk merasakan emosi, merangkul pemikiran, dan mengerti perasaan siswa dengan lebih mendalam. 

Dalam proses ini, guru tidak hanya melihat pelajaran dari sudut pandang pengajar, tetapi juga mengadopsi perspektif siswa untuk mendapatkan wawasan yang lebih baik tentang bagaimana pelajaran tersebut dapat dihidupkan dalam pikiran dan hati mereka.

Sebagai contoh, jika seorang siswa tidak menyukai pelajaran matematika, guru tidak hanya fokus pada kurangnya ketertarikan siswa terhadap rumus dan angka. 

Sebaliknya, guru yang berempati akan mencoba memahami apa yang membuat siswa tersebut merasa terkendala atau kurang tertarik. Mungkin siswa tersebut kesulitan mengaitkan konsep matematika dengan kehidupan sehari-hari mereka, atau mungkin mereka membutuhkan pendekatan pembelajaran yang lebih praktis dan terkait dengan konteks nyata.

Dengan menempatkan diri dalam posisi siswa, guru tidak hanya menciptakan kesadaran terhadap kebutuhan siswa, tetapi juga memberikan fondasi bagi pengembangan pendekatan pembelajaran yang lebih pribadi dan relevan. Ini bukan hanya tentang meresapi ketidaknyamanan siswa, tetapi juga tentang memahami bagaimana mereka melihat dunia dan bagaimana pembelajaran dapat menjadi pengalaman yang lebih bermakna bagi mereka. Dengan demikian, upaya guru untuk memahami perspektif siswa tidak hanya menciptakan pengajaran yang sesuai dengan kebutuhan, tetapi juga membangun jembatan emosional yang kuat antara pengajar dan peserta didik.

Jika alasan ketidaknyamanan siswa terkait dengan cara mengajar guru, perubahan diperlukan. Guru perlu mengubah metode pengajaran mereka agar lebih menarik, menyenangkan, dan relevan dengan kehidupan siswa. Hal ini menciptakan lingkungan pembelajaran yang lebih dinamis dan mendukung.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun