Mohon tunggu...
Syahrial
Syahrial Mohon Tunggu... Guru - Guru Madya

Belajar dari menulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Menyontek, Jalan Instan yang Menjadi Bencana Jangka Panjang

2 November 2023   00:01 Diperbarui: 3 November 2023   01:35 1050
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Kompas.com/Abdul Haq

"Kejujuran adalah kunci yang membuka pintu kesuksesan jangka panjang."

Menyontek, tindakan yang sudah tidak asing lagi di dunia pendidikan. Kita mungkin pernah mendengar cerita siswa yang mengintip jawaban temannya saat ujian atau malah lebih terang-terangan menyalin pekerjaan ulangan temannya. 

Meskipun menyontek dapat memberikan hasil instan, tindakan ini memiliki dampak buruk jangka panjang, terutama bagi siswa yang pada dasarnya tidak memiliki motivasi bersekolah atau tidak ingin melanjutkan pendidikan. 

Dalam tulisan ini, kita akan membahas mengapa menyontek memiliki dampak yang negatif, dan bagaimana cara mengurangi dampak buruk tersebut.

Pertama-tama, mari kita lihat dampak buruk jangka panjang menyontek bagi siswa yang pada dasarnya tidak memiliki motivasi bersekolah atau tidak mau melanjutkan pendidikan:

1. Siswa akan menjadi terbiasa dengan cara instan untuk mendapatkan hasil yang diinginkan.

Menyontek memberikan hasil instan tanpa upaya nyata dalam belajar. Hal ini dapat membuat siswa menjadi malas belajar dan tidak mau berusaha keras untuk mencapai tujuan. Mereka akan menganggap bahwa menyontek adalah cara mudah untuk sukses, yang jelas, bukan nilai yang baik untuk ditanamkan.

2. Siswa akan kehilangan kepercayaan diri. 

Ketika siswa menyontek, mereka tidak mengembangkan kemampuan belajar atau pemahaman yang cukup. Ini membuat mereka merasa tidak mampu untuk menyelesaikan tugas atau ujian secara mandiri. 

Mereka menjadi ragu dengan kemampuan mereka sendiri dan terus bergantung pada cara instan, yang pada akhirnya merugikan mereka.

3. Siswa akan menjadi tidak jujur dan tidak bertanggung jawab.

Menyontek adalah bentuk ketidakjujuran dan ketidakbertanggungjawaban. Siswa yang sering menyontek akan terbiasa untuk mengambil jalan pintas untuk menyelesaikan masalah. Mereka tidak mengembangkan keterampilan untuk menghadapi tantangan dengan kejujuran dan bertanggung jawab.

4. Siswa akan memiliki nilai yang tidak mencerminkan kemampuannya yang sebenarnya.

Menyontek secara signifikan merusak proses evaluasi dan pengukuran kemampuan siswa. Siswa yang seharusnya memiliki nilai yang mencerminkan pengetahuan dan kemampuannya akan mendapatkan nilai yang tidak sesuai. 

Hal ini dapat merugikan siswa di kemudian hari, misalnya saat mereka melamar pekerjaan atau melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Kehilangan pemahaman yang sebenarnya tentang materi dapat menjadi hambatan di masa depan.

Dokumentasi Kompas.com/Abdul Haq
Dokumentasi Kompas.com/Abdul Haq

Namun, dampak buruk menyontek ini dapat diatasi dengan tindakan yang tepat. Guru memiliki peran penting dalam mengurangi perilaku menyontek. Berikut beberapa langkah yang bisa diambil oleh guru:

1. Menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan menyenangkan.

Guru dapat menciptakan lingkungan yang membuat siswa merasa nyaman dan termotivasi untuk belajar. Ketika siswa merasa bahwa pembelajaran itu menyenangkan, mereka akan lebih cenderung belajar dengan tekun dan tidak tergoda untuk menyontek.

2. Memberikan materi pelajaran yang menarik dan relevan dengan kehidupan sehari-hari siswa.

Guru dapat membuat pembelajaran lebih menarik dengan mengaitkan materi pelajaran dengan kehidupan sehari-hari siswa. Ini dapat membuat siswa lebih memahami materi pelajaran dan lebih tertarik untuk belajar secara mendalam.

3. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya dan berdiskusi.

Guru dapat menciptakan suasana di mana siswa merasa bebas untuk bertanya dan berdiskusi tentang materi pelajaran. Hal ini dapat membantu siswa untuk memahami materi pelajaran dengan lebih baik dan mendorong mereka untuk berpikir kritis.

4. Mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan pemecahan masalah siswa.

Guru dapat mengajarkan siswa untuk berpikir kritis dan mengembangkan kemampuan pemecahan masalah. Ini akan membantu siswa untuk belajar secara mandiri dan tidak bergantung pada orang lain, termasuk dalam menyontek.

5. Memberikan sanksi yang tegas kepada siswa yang menyontek.

Guru harus memiliki aturan yang jelas dan memberikan sanksi yang tegas kepada siswa yang terbukti menyontek. Hal ini dapat memberikan efek jera kepada siswa dan mencegah mereka untuk menyontek lagi.

Selain peran guru, orangtua juga memiliki peran penting dalam mengatasi masalah menyontek pada anak. Berikut beberapa tips bagi orangtua dalam mengatasi masalah menyontek pada anak:

1. Bicarakan dengan anak tentang pentingnya kejujuran dan tanggung jawab.

Orangtua dapat berbicara dengan anak tentang nilai kejujuran dan tanggung jawab. Mereka harus mengerti bahwa menyontek adalah tindakan yang salah dan merugikan.

2. Jadilah contoh yang baik bagi anak. 

Orangtua harus menjadi contoh yang baik dalam hal kejujuran dan integritas. Anak akan lebih cenderung mengikuti contoh orangtua dalam hal ini.

3. Berikan dukungan dan motivasi kepada anak untuk belajar secara sungguh-sungguh.

Orangtua harus memberikan dukungan dan motivasi kepada anak untuk belajar dengan tekun. Mereka harus menekankan pentingnya usaha dan pembelajaran yang benar.

4. Jika anak ketahuan menyontek, bicarakan dengan anak tentang kesalahannya dan berikan konsekuensi yang tegas.

Jika anak ketahuan menyontek, orangtua harus berbicara dengan anak tentang kesalahannya dan memberikan konsekuensi yang tegas. Ini akan membantu anak untuk menyadari bahwa tindakan menyontek memiliki konsekuensi negatif.

Dengan kerja sama yang baik antara guru, orangtua, dan siswa, masalah menyontek dapat dikurangi dan dampak buruknya dapat dihindari. Penting untuk mengajarkan siswa tentang pentingnya kejujuran, tanggung jawab, dan usaha yang sungguh-sungguh dalam belajar. 

Dengan cara ini, kita dapat membantu mereka tumbuh menjadi individu yang jujur, bertanggung jawab, dan siap menghadapi tantangan di masa depan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun