Mohon tunggu...
Syahrial
Syahrial Mohon Tunggu... Guru - Guru Madya

Belajar dari menulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Ternyata Generasi Z dan Millenial Rentan Tertipu Hoax

11 Juli 2023   00:01 Diperbarui: 11 Juli 2023   12:44 287
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumen iStock via Canva 

"Literasi digital adalah senjata terbaik kita dalam menghadapi banjir informasi palsu di era digital."

Dalam era informasi digital yang semakin berkembang, kemampuan untuk memilah dan memahami informasi yang benar menjadi sangat penting. Menyimak berita Kompas.id (10/07/2023), hasil penelitian terbaru yang dilakukan oleh para psikolog dari University of Cambridge menunjukkan bahwa generasi Z dan Millenial rentan terhadap berita palsu atau hoax dibandingkan dengan generasi sebelumnya. 

Hal ini menunjukkan adanya tantangan yang signifikan dalam literasi digital yang perlu kita selesaikan untuk melindungi generasi muda dari pengaruh negatif informasi yang salah.

Survei dan Temuan

Berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh University of Cambridge, terdapat pola yang jelas terkait kemampuan generasi muda dalam mengidentifikasi berita palsu. Dalam survei tersebut, hanya 11 persen dari anak usia 18-29 tahun yang mendapat skor tinggi dalam mengenali berita utama yang benar, sementara 36 persen dari mereka mendapat skor rendah. 

Sebaliknya, 36 persen dari mereka yang berusia 65 tahun atau lebih mendapat skor tinggi, sementara hanya 9 persen orang dewasa yang lebih tua yang mendapat skor rendah.

Hasil survei ini mengindikasikan bahwa generasi muda memiliki tingkat literasi digital yang lebih rendah dibandingkan dengan generasi tua. Mereka cenderung lebih mudah terjebak oleh berita palsu yang tersebar di internet. 

Faktor penting yang terkait dengan hal ini adalah pengaruh jumlah waktu yang dihabiskan generasi muda di dunia digital. Semakin banyak waktu yang dihabiskan online untuk berselancar di internet, semakin rentan mereka terhadap berita palsu.

Tantangan Literasi Digital

Salah satu faktor kunci yang berkontribusi terhadap perbedaan literasi digital antara generasi muda dan generasi tua adalah perbedaan dalam pengalaman dan paparan terhadap teknologi digital. 

Generasi tua sering kali telah mengalami perubahan teknologi yang signifikan dalam hidup mereka, termasuk transisi dari surat kabar cetak ke media digital. Mereka mungkin lebih terlatih dalam mengidentifikasi sumber yang dapat dipercaya dan memiliki keterampilan kritis yang lebih baik dalam mengevaluasi informasi yang mereka temui online.

Sementara itu, generasi muda terbiasa dengan teknologi digital sejak usia dini, tetapi belum tentu memiliki pemahaman yang cukup tentang sumber daya informasi yang tersedia secara online. Mereka sering terperangkap dalam aliran informasi yang cepat dan mudah diakses tanpa melakukan penilaian kritis yang memadai. Kurangnya keterampilan kritis dan kecerdasan informasi dapat membuat generasi muda lebih rentan terhadap berita palsu dan hoax.

Meningkatkan Literasi Digital

Untuk mengatasi tantangan literasi digital ini, perlu adanya upaya kolaboratif dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, institusi pendidikan, keluarga, dan penyedia platform digital. Berikut ini adalah beberapa langkah yang dapat diambil untuk meningkatkan literasi digital generasi muda:

1. Pendidikan

Pendidikan literasi digital harus menjadi bagian integral dari kurikulum sekolah. Hal ini akan membekali generasi muda dengan keterampilan kritis dan penilaian yang diperlukan untuk memilah informasi yang benar dari yang palsu.

2. Pelatihan Guru

Guru harus diberikan pelatihan yang memadai dalam literasi digital agar mereka dapat membimbing dan mendukung siswa dalam mengembangkan keterampilan evaluasi informasi yang kritis.

3. Kesadaran Media

Meningkatkan kesadaran akan keberadaan berita palsu dan dampaknya yang merugikan. Kampanye kesadaran media yang tepat dapat memberikan informasi kepada generasi muda tentang bagaimana mengidentifikasi berita palsu dan menghindari penyebaran informasi yang tidak akurat.

4. Kolaborasi Industri

Platform media sosial dan penyedia konten harus berperan aktif dalam memerangi penyebaran berita palsu dengan mengembangkan algoritma dan kebijakan yang lebih efektif untuk memeriksa keaslian informasi sebelum disebarluaskan.

5. Peran Keluarga

Orang tua dan keluarga harus berperan dalam mendidik anak-anak mereka tentang literasi digital. Dukungan dan pembinaan keluarga dapat membantu generasi muda dalam mengembangkan keterampilan kritis dan etika digital.

6. Penelitian Lanjutan

Penting untuk terus melakukan penelitian dan memahami dinamika literasi digital generasi muda. Informasi ini dapat membantu menginformasikan kebijakan dan upaya pendidikan yang lebih baik di masa depan.

Kesimpulan

Generasi muda memiliki tantangan yang signifikan dalam menghadapi berita palsu dan hoax di dunia digital. Survei menunjukkan bahwa mereka memiliki tingkat literasi digital yang lebih rendah dibandingkan dengan generasi tua. Dalam menghadapi tantangan ini, upaya kolaboratif dari berbagai pihak sangat penting. 

Pendidikan, pelatihan guru, kesadaran media, kolaborasi industri, peran keluarga, dan penelitian lanjutan semua berperan penting dalam meningkatkan literasi digital generasi muda. Hanya dengan upaya bersama, kita dapat melindungi generasi muda dari pengaruh negatif berita palsu dan memastikan mereka memiliki keterampilan yang diperlukan untuk menghadapi dunia digital yang semakin kompleks.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun