"Mengajarkan anak mengurus rumah tangga sejak dini adalah investasi untuk masa depan yang bebas dari kekerasan dan penuh dengan penghargaan terhadap pekerjaan rumah tangga."
Kasus kekerasan yang dialami oleh asisten rumah tangga yang dilakukan oleh majikan yang tidak bertanggung jawab merupakan realitas yang memprihatinkan dalam masyarakat kita. Fenomena ini menunjukkan perlunya pendidikan anak sejak dini tentang tanggung jawab dan mandiri dalam mengurus rumah tangga.Â
Pemberitaan yang masih hangat dibicarakan (Kompas 07/07/2023) adalah kekerasan yang dialami Siti Mahmudah seorang Asisten Rumah Tangga (ART) asal Pemalang. Siti dianiaya oleh majikannya di apartemen Simprug Jakarta Selatan di tahun 2022.
Beberapa kali Siti dituduh mencuri lalu dipukul dengan tangan kosong dan sandal oleh kesembilan terdakwa secara bergantian. Kesalahannya terus dicari-cari, lalu ia disiksa oleh majikan dan ART lain. Mulai dari disiram air panas, disundut puntung rokok, ditendang, dipukul beramai-ramai, dirantai, diborgol, bahkan disekap di kandang anjing. Dia pun mengalami luka bakar di sejumlah bagian tubuh.
Sampai saat ini Siti tidak bisa berjalan dengan baik. Sejumlah luka di tubuhnya pun belum sepenuhnya pulih. Perempuan asal Pemalang, Jawa Tengah, itu juga mengalami trauma berat. Beberapa kali ia terbangun dari tidur karena terbayang-bayang penyiksaan tersebut.
Kekerasan yang terjadi terhadap ART merupakan permasalahan serius yang harus ditangani dengan serius. Namun, kekerasan ini dapat dicegah sejak dini melalui pendidikan yang tepat kepada anak-anak.Â
Dengan memberikan pendidikan yang tepat, kita dapat membentuk generasi yang memiliki pemahaman yang lebih baik tentang pentingnya menghargai pekerjaan rumah tangga dan menghindari perilaku kekerasan.
Pendidikan yang dimaksud di sini adalah memberikan pengajaran kepada anak-anak tentang tanggung jawab dalam mengurus rumah, seperti membersihkan rumah, mencuci piring kotor, mencuci pakaian, menyetrika pakaian, dan memasak.Â
Dalam pendidikan ini, penting untuk memberikan pengertian bahwa pekerjaan rumah tangga adalah tanggung jawab bersama dan bukan semata-mata menjadi tugas ART.
Ketika anak-anak diajarkan untuk mengurus rumah tangga sejak dini, mereka akan belajar menghargai kerja keras dan upaya yang dilakukan oleh ART. Mereka akan menyadari betapa susahnya menjadi seorang ART dan menghindari sikap semena-mena atau perlakuan kasar terhadap mereka.
Pendidikan ini juga akan membantu mengubah persepsi negatif terhadap pekerjaan rumah tangga. Terlalu sering, pekerjaan rumah tangga dianggap sebelah mata atau dianggap pekerjaan yang tidak bergengsi. Inilah yang dapat memicu perilaku tidak menghargai atau bahkan kekerasan terhadap ART.Â
Dengan mendidik anak-anak untuk menghargai dan mengambil bagian dalam pekerjaan rumah tangga, kita dapat merubah pola pikir ini dan menghapuskan stigma negatif yang melekat pada pekerjaan rumah tangga.
Selain itu, pendidikan ini akan membekali anak-anak dengan keterampilan yang berguna di masa depan. Kemampuan mengurus rumah tangga adalah keterampilan dasar yang akan mereka butuhkan saat mereka tinggal sendiri atau memiliki keluarga sendiri.Â
Dengan memiliki pemahaman yang baik tentang tugas-tugas rumah tangga, mereka akan lebih siap menghadapi kehidupan mandiri dan mampu mengelola rumah tangga mereka dengan baik.
Pendidikan ini juga memiliki dampak positif terhadap hubungan keluarga. Ketika semua anggota keluarga terlibat dalam pekerjaan rumah tangga, itu memperkuat ikatan dan kerjasama antara anggota keluarga.Â
Anak-anak akan belajar bekerja sama, saling membantu, dan menghargai kontribusi masing-masing. Ini menciptakan atmosfer yang harmonis dan sehat dalam keluarga, di mana tidak ada perbedaan perlakuan atau perlakuan kasar terhadap anggota keluarga yang bertugas mengurus rumah tangga.
Namun, penting untuk diingat bahwa pendidikan anak dalam mengurus rumah tangga harus dilakukan dengan pendekatan yang seimbang dan tidak memberatkan anak secara berlebihan. Anak-anak harus diberikan tanggung jawab yang sesuai dengan usia dan kemampuan mereka.Â
Tugas-tugas yang diberikan haruslah realistis dan dapat diselesaikan dengan bantuan dan arahan dari orang tua. Perlahan-lahan, mereka dapat diberikan tugas yang lebih kompleks seiring dengan bertambahnya usia dan kemampuan mereka.
Selain itu, penting juga untuk memastikan bahwa anak-anak tetap memiliki waktu untuk bermain, belajar, dan bersosialisasi. Pendidikan mengurus rumah tangga tidak boleh mengorbankan aspek-aspek lain dari perkembangan anak. Oleh karena itu, perlu ada keseimbangan antara tanggung jawab rumah tangga dan kegiatan-kegiatan lain yang mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak.
Pendidikan anak untuk mengurus rumah tangga juga harus didukung oleh lingkungan yang mendukung. Masyarakat perlu memahami pentingnya menghargai pekerjaan rumah tangga dan menghentikan perilaku kekerasan atau penyalahgunaan terhadap ART.Â
Selain itu, pemerintah dan lembaga terkait harus meningkatkan perlindungan dan pengawasan terhadap hak-hak ART. Ini meliputi pemberian hak-hak yang adil, mekanisme pengaduan yang efektif, dan sanksi yang tegas terhadap pelanggaran yang dilakukan oleh majikan yang tidak bertanggung jawab.
Dalam rangka mencegah kekerasan terhadap ART, pendidikan anak sejak dini tentang tanggung jawab dan mandiri dalam mengurus rumah tangga adalah langkah yang penting.Â
Dengan memberikan pemahaman yang baik tentang pentingnya pekerjaan rumah tangga, menghargai kontribusi ART, dan mengembangkan keterampilan yang diperlukan, kita dapat membangun generasi yang lebih bertanggung jawab, adil, dan menghormati hak ART.Â
Semoga dengan upaya bersama, kita dapat menciptakan masyarakat yang bebas dari kekerasan dan memberikan perlindungan yang setara bagi semua anggota masyarakat, termasuk ART.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H