Mohon tunggu...
Syahrial
Syahrial Mohon Tunggu... Guru - Guru Madya

Belajar dari menulis

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Bahaya Tradisi Brandu dan Ancaman Antraks

8 Juli 2023   07:41 Diperbarui: 9 Juli 2023   09:28 231
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumen iStock via Canva 

"Perubahan perilaku masyarakat merupakan kunci dalam mencegah penyebaran penyakit antraks. Bersama-sama, kita bisa melindungi kesehatan dan kehidupan kita."

Seperti yang diberitakan di Kompas, bahwa kabar mengenai tiga warga Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, yang meninggal dunia akibat antraks telah menggemparkan masyarakat. Lebih mengejutkan lagi, ternyata kematian ketiga orang tersebut disebabkan oleh konsumsi daging sapi yang telah dikubur dan terinfeksi antraks. Selain itu, sebanyak 87 warga lainnya juga terbukti positif terinfeksi antraks.

Setelah dilakukan penyelidikan lebih lanjut, diduga penularan antraks di Gunungkidul berkaitan dengan tradisi lokal yang dikenal sebagai brandu. Tradisi ini melibatkan pengumpulan dana yang kemudian diserahkan kepada pemilik ternak yang mati atau sakit. Daging hewan tersebut kemudian dibagikan kepada orang-orang yang ikut berpartisipasi dalam pengumpulan dana.

Terkait masalah ini, Tjandra Yoga Aditama, seorang Guru Besar dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia yang juga merupakan Mantan Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit di Kementerian Kesehatan, menyatakan bahwa kasus antraks pada manusia di Indonesia merupakan kejadian yang telah terjadi berkali-kali. 

Hal ini menyoroti pentingnya kesadaran akan bahaya penyakit antraks dan perlu adanya langkah-langkah pencegahan yang lebih efektif. Pemerintah dan masyarakat perlu bekerja sama dalam meningkatkan pemahaman mengenai antraks, termasuk risiko penularannya dan tindakan yang perlu dilakukan jika terjadi kejadian serupa.

Kasus antraks ini seharusnya menjadi peringatan bagi kita semua tentang pentingnya menjaga kebersihan dan kesehatan dalam aktivitas sehari-hari. Selain itu, perlu juga adanya upaya untuk mengedukasi masyarakat mengenai praktik-praktik yang dapat membantu mencegah penyebaran penyakit ini. 

Dengan demikian, diharapkan bahwa kasus antraks yang terjadi di Gunungkidul ini dapat menjadi momentum untuk meningkatkan kesadaran dan langkah-langkah pencegahan dalam menghadapi penyakit serupa di masa depan.

Untuk menyadarkan masyarakat terkait tradisi Brandu di Gunungkidul yang membahayakan kesehatan tersebut, berikut adalah langkah-langkah yang dapat diikuti.

1. Edukasi tentang bahaya antraks

Pendekatan edukatif yang terarah dan komprehensif menjadi kunci dalam menjelaskan kepada masyarakat mengenai penyakit antraks dan segala bahayanya bagi kesehatan manusia. Dalam upaya ini, penting untuk menyampaikan informasi yang lengkap dan akurat tentang cara penularan penyakit, gejala yang muncul, serta konsekuensi serius yang dapat terjadi apabila seseorang terinfeksi antraks melalui konsumsi daging yang terkontaminasi.

2. Identifikasi sumber informasi

Identifikasi tokoh masyarakat, pemimpin lokal, atau figur otoritas yang dihormati oleh masyarakat setempat menjadi langkah penting dalam upaya menyampaikan pesan-pesan kesehatan kepada masyarakat. Dengan melibatkan mereka, dapat tercipta kolaborasi yang efektif antara pihak otoritas dan masyarakat, yang pada akhirnya akan meningkatkan tingkat penerimaan dan kepercayaan masyarakat terhadap informasi yang disampaikan.

3. Timbulkan kesadaran tentang risiko

Dalam upaya meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai risiko kesehatan yang ditimbulkan oleh tradisi Brandu, diperlukan kampanye penyadaran yang efektif. Kampanye ini harus menggunakan berbagai media komunikasi yang tersedia, seperti poster, brosur, spanduk, dan media sosial, guna mencapai audiens yang lebih luas.

Dalam merancang kampanye penyadaran ini, perlu difokuskan pada informasi yang secara tegas menyoroti bahaya yang terkait dengan tradisi Brandu. Pesan-pesan yang disampaikan harus menekankan pentingnya menjaga kesehatan dan kebersihan, serta menghindari praktek-praktek yang dapat membahayakan kesejahteraan masyarakat.

4. Pelatihan kesehatan

Adakanlah serangkaian pelatihan dan lokakarya yang ditujukan kepada masyarakat secara umum, terutama kepada para peternak dan konsumen daging, guna memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang penyakit antraks. 

Pelatihan tersebut harus mencakup berbagai aspek terkait, seperti tanda-tanda yang dapat mengindikasikan adanya antraks pada hewan, pentingnya melakukan pemotongan hewan dengan prosedur steril, serta langkah-langkah keamanan yang harus diterapkan dalam memproses dan mengkonsumsi daging yang sehat.

5. Kolaborasi dengan pemerintah dan lembaga kesehatan

Untuk meningkatkan upaya penyuluhan dan pengawasan terkait antraks, kolaborasi antara pemerintah daerah, dinas kesehatan, dan lembaga kesehatan terkait lainnya menjadi sangat penting. Melalui kerjasama ini, langkah-langkah konkret dapat diambil untuk menghadapi antraks dengan lebih efektif.

Salah satu langkah yang perlu dilakukan adalah pengembangan kebijakan dan peraturan yang mengatur penanganan dan pemotongan hewan secara aman. Dalam hal ini, pemerintah daerah memiliki peran penting dalam menyusun kebijakan yang menjaga kesehatan masyarakat sekaligus mendukung keberlanjutan sektor peternakan. Dinas kesehatan pun harus aktif terlibat dalam penyusunan peraturan tersebut dengan memastikan aspek kesehatan masyarakat terpenuhi.

6. Media lokal

Pesan-pesan kesehatan yang disampaikan melalui media lokal seperti radio, televisi lokal, dan surat kabar daerah memiliki peran yang sangat penting dalam menyadarkan masyarakat akan isu-isu kesehatan yang relevan. Media lokal memiliki keunggulan dalam mencapai audiens yang lebih luas, terutama di tingkat lokal, sehingga dapat memberikan pengaruh yang lebih besar dalam menyebarkan informasi dan meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap isu kesehatan yang penting.

7. Dukungan komunitas

Melibatkan komunitas setempat, kelompok masyarakat, dan organisasi non-pemerintah dalam upaya penyuluhan dan pengawasan. Mereka dapat membantu menyebarkan informasi, memberikan pelatihan, dan bekerja sama dalam menjaga keamanan pangan di daerah tersebut.

Selain itu, penting untuk tetap menjaga komunikasi terbuka dan dialog dengan masyarakat setempat. Dengarkan kekhawatiran dan pendapat mereka, dan berusaha untuk menjawab pertanyaan dan keraguan dengan penjelasan yang jelas dan berbasis fakta. 

Dengan kesabaran dan pendekatan yang tepat, diharapkan masyarakat akan semakin menyadari bahaya tradisi Brandu yang membahayakan kesehatan dan bersedia mengubah perilaku mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun