Mereka senang berganti-ganti barang mewah yang mereka miliki setiap saat. Hal ini menunjukkan bahwa mereka tidak pernah merasa cukup dengan apa yang mereka miliki.
Tergila-gila dengan sanjungan juga menjadi tanda kesurupan hedonisme. Pejabat dan keluarganya senang mendapat sanjungan dan pujian dari orang lain.Â
Mereka seringkali menggunakan kekayaan dan kemewahan mereka untuk mendapatkan sanjungan dan pujian dari orang lain. Hal ini menunjukkan bahwa mereka sangat membutuhkan pengakuan dari orang lain untuk merasa puas.
Terjebak pada persaingan materi juga menjadi tanda kesurupan hedonisme. Pejabat dan keluarganya seringkali terlibat dalam persaingan materi yang tidak sehat. Mereka berlomba-lomba untuk memiliki barang-barang mewah yang lebih mahal dari yang dimiliki oleh orang lain.Â
Hal ini menunjukkan bahwa mereka tidak lagi peduli dengan nilai-nilai yang lebih penting seperti kejujuran, integritas, dan moralitas. Mereka lebih mengutamakan materi dan kesuksesan pribadi dibandingkan dengan kesejahteraan masyarakat dan kepentingan negara.
Kesurupan hedonisme juga membuat pejabat dan keluarganya gampang tersinggung dan gengsian. Mereka tidak menerima kritik dan kritikan yang mempertanyakan keabsahan kekayaan mereka.Â
Mereka seringkali merasa bahwa mereka sudah berhak untuk memiliki kekayaan dan kemewahan yang mereka miliki. Kritik dan kritikan tersebut seringkali dianggap sebagai penghinaan terhadap diri mereka sendiri.
Mabuk dengan nafsu dan syahwat juga menjadi tanda kesurupan hedonisme. Pejabat dan keluarganya seringkali terjebak dalam perilaku yang tidak bermoral seperti korupsi, pencucian uang, dan penyalahgunaan kekuasaan.Â
Hal ini menunjukkan bahwa mereka lebih memprioritaskan kepentingan pribadi dibandingkan dengan kepentingan masyarakat dan negara.
Kesurupan hedonisme di kalangan pejabat dan keluarganya menjadi masalah serius yang harus segera diatasi. Perilaku hedonistik yang merajalela ini dapat merusak moralitas dan integritas pejabat dan keluarganya.Â
Hal ini dapat berdampak buruk pada kredibilitas negara dan memperburuk kondisi sosial-politik Indonesia. Oleh karena itu, perlu adanya upaya untuk mengatasi kesurupan hedonisme di kalangan pejabat dan keluarganya.