Mohon tunggu...
Syahrial
Syahrial Mohon Tunggu... Guru - Guru Kimia

Ketua Perkumpulan Pendidik Sains Kimia Indonesia (PPSKI) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Bergerak dengan Hati, Pulihkan Pendidikan

25 November 2021   14:00 Diperbarui: 25 November 2021   14:02 216
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Sementara dari masjid yang paling dekat dengan sekolah sudah terdengar dari pengeras suaranya selawat tarhim. Pertanda kurang lebih tujuh menit lagi akan dikumandangkan adzan Dzuhur. Tidak lama berselang, terdengar suara mobil masuk ke halaman sekolah, dan itu adalah Pak Wahyu. Turun dari mobil langsung beliau menemui Agus.

"Udah lama kamu nunggu Gus?", tanya Pak Wahyu.

"Belum pak...", jawab Agus.

"Ayo kita wudu dulu, nanti setelah salat baru kita bicara di ruangan bapak", ucap Pak Wahyu sambil memegang pundak Agus.

"Baik pak...", jawab Agus singkat.

Lalu keduanya menuju musala yang letaknya berada tepat di samping ruang guru. Dan mereka wudu menyusul beberapa orang guru yang sudah wudu terlebih dahulu. Adzan Dzuhur siang itu dikumandangkan oleh Mas Noto. 

Memang biasanya Mas Noto lah yang diberi tugas merawat dan sekaligus menjadi muadzin di musala sekolah ini. Tentu saja tugas ini adalah tugas tambahan selain tugas utamanya sebagai petugas kebersihan di sekolah. Setelah adzan dan salat sunnah, barulah para guru dan termasuk Agus salat Dzuhur berjamaah dengan imamnya adalah Pak Wahyu sendiri.

Setelah selesai salat Dzuhur, guru-guru kembali ke ruang guru, bersiap-siap untuk masuk kelas giliran siang. Sementara itu beberapa siswa sudah mulai berdatangan ke sekolah. Kebanyakan dari mereka menggunakan kendaraan sendiri. 

Maklumlah di daerah ini belum ada kendaraan umum, jangankan untuk anak sekolah, untuk masyarakat umum seperti angkot atau ojek motor di tempat lain belum ada di tempat tinggal mereka. Jadi mau tidak mau orang tua harus menyediakan sepeda atau sepeda motor untuk anaknya berangkat sekolah.

Di ruangan wakil kepala sekolah, Agus sudah duduk di depan meja kerja Pak Wahyu. Sementara itu Pak Wahyu masih menandatangani beberapa berkas administrasi. Setelah selesai, barulah beliau menghadapkan kursinya ke arah Agus.

"Bapak sudah dapat laporan dari Bu Wulan. Sekarang bapak ingin mendengar langsung dari Agus. Mengapa sampai sekarang kamu belum mengerjakan tugas itu?", tanya Pak Wahyu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun