Font yang keliru
Penggunaan font perlu diterapkan lebih jelas, tegas, mudah terbaca untuk semua kalangan konsumen khususnya kaum muslim. Meski dibawah logo ada tulisan halal, tentu saja sebaik baiknya logo yaitu logo yang mudah terbaca dan familiar.
Representasi Budaya
Terlihat logo baru memiliki desain bentuk gunungan wayang, yang mana mewakili satu suku jawa. Karena Indonesia bukan hanya jawa saja, logo baru dikhawathirkan menciptakan kecemburuan sosial antar banyaknya suku di tanah air. Alih alih logo diterima seluruh masyarakat, malah memperkeruh suasana Indonesia dalam menghindari persepsi Jawa-sentris.
Terlepas dari kontroversi logo halal terbaru dari Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) melalui Kementerian Agama, saya sendiri kesulitan menyadari bahwa logo kaligrafi tersebut merupakan sertifikasi halal.
Apalagi kalau logo tersebut sudah diterapkan pada produk dengan kemasan mini atau kecil, sulit rasanya mengidentifikasi bahwa barang tersebut halal. Tentunya jadi kendala bagi masyarakat muslim, baik warga lokal atau asing.
Lalu bagaimana logo yang bagus? Simplenya yaitu logo yang mudah dipahami dan dibaca, baik itu  secara latin atau Bahasa Arab, serta pemilihan warna terang dan nyaman dilihat, sehingga memperjelas logo halal pada suatu produk.
Tentu saja Kementerian Agama melalui BPJPH perlu merubah desain agar mudah dicerna oleh masyarakat, karena hal tersebut berkaitan dengan aktivitas jual-beli umat muslim dalam memilih produk sesuai dengan kaidah agama islam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H