Para pendidik pasti sudah tidak asing dengan kalimat evaluasi pembelajaran. Apa itu evaluasi pembelajaran? Evaluasi adalah pemberian nilai terhadap kualitas sesuatu. Selain dari itu, evaluasi juga dapat dipandang sebagai proses merencanakan, memperoleh, dan menyediakan informasi yang sangat diperlukan untuk membuat alternatif-alternatif keputusan (Safithry, 2018 : 5-6).
Dikutip dari buku lain, pengertian evaluasi dalam arti luas adalah suatu proses dalam merencanakan, memperoleh, dan menyediakan informasi yang sangat diperlukan untuk membuat berbagai alternatif keputusan (Febriana, 2021 : 1).
Dapat disimpulkan, evaluasi merupakan suatu proses pengukuran (kuantitatif) dan penilaian (kualitatif) pada program kerja yang berupa data untuk mengetahui tingkat keberhasilan dalam pencapaian program kerja tersebut.
Pengertian dari evaluasi pembelajaran itu sendiri adalah suatu proses berkelanjutan tentang pengumpulan dan penafsiran informasi, dalam menilai (assessment) keputusan yang dibuat untuk merancang suatu sistem pembelajaran (Febriana, 2021 : 1). Evaluasi pembelajaran merupakan proses untuk mendapatkan data atau informasi pencapaian tujuan pembelajaran yang telah ditentukan sebelumnya melalui cara yang sistematis.
Dan apakah kalian tau apa yang dimaksud dengan pendidikan anak usia dini? Anak usia dini itu sendiri merupakan anak rentan usai 0-6 tahun yang memiliki karakteristik unik, di masa ini merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan anak paling pesat, hal ini biasa disebut dengan masa golden age atau masa keemasan.Â
Dalam pembelajaran anak usia dini pasti ada evaluasi untuk mengetahui sebagaimana keberhasilan dalam pencapaian tujuan pembelajaran yang telah dirancang sebelumnya, dan dalam evaluasi terdapat konsep asesmen, tes, pengukuran, dan lain sebgainya.
Pada tulisan ini saya akan membahas tentang perbedaan asesmen dan tes dalam evaluasi pembelajaran anak usia dini. Saya akan membahas satu persatu terlebih dahulu mengenai asesmen dan tes untuk memudahkan pembaca dalam memahami makna atau pengertian per poin yang akan saya bahas.
Istilah asesmen (assessment) diartikan oleh stiggins sebagai penilaian proses, kemajuan, dan hasil belajar siswa (outcomes). Asesmen merupakan istilah yang tepat untuk penilaian proses belajar siswa. Namun meskipun proses belajar siswa merupakan hal penting yang dinilai dalam asesmen, faktor hasil belajar juga tetap tidak dikesampingkan (Safithry, 2018 : 2).
Dikutip dibuku lain, asesmen ialah proses dalam menggabungkan data dan keterangan serta menganalisis keperluan, kelebihan, kinerja, serta uraian perolehan perkembangan dan pembelajaran peserta didik dalam aktifitasnya pada institusi pengajaran.
Asesmen adalah sebutan lazim yang meliputi seluruh proses yang pada umumnya digunakan untuk meninjau kinerja peserta didik baik secara individu maupun kelompok. Secara luas, asesmen merujuk pada berbagai sumber dari segi kognitif, perilaku, dan keterampilan peserta didik atau dapat pula merujuk pada sebuah peristiwa atau instrumen tertentu (Agustianti, 2020 : 2).
Gabel (1993: 388-390) mengkategorikan asesmen ke dalam kedua kelompok besar yaitu asesmen tradisional dan asesmen alternatif. Asesmen yang tergolong tradisional adalah tes benar-salah, tes pilihan ganda, tes melengkapi, dan tes jawaban terbatas.Â
Sementara itu yang tergolong ke dalam asesmen alternatif (non-tes) adalah essay/uraian, penilaian praktek, penilaian proyek, kuesioner, inventori, daftar Cek, penilaian oleh teman sebaya/sejawat, penilaian diri (self assessment), portofolio, observasi, diskusi dan interviu (wawancara).
Secara umum, asesmen dapat diartikan sebagai proses memperoleh informasi yang dikelompokkan dari berbagai sumber baik berupa data, keterangan, analisa, maupun uraian mengenai penilaian proses belajar peserta didik, yang dikategorikan ke dalam dua kelompok besar yaitu asesmen tradisional (tes) dan asesmen alternatif (non-tes).
Tes (test) merupakan suatu alat penilaian dalam bentuk tulisan untuk mencatat atau mengamati prestasi siswa yang sejalan dengan target penilaian. Tes merupakan salah satu upaya pengukuran terencana yang digunakan oleh guru untuk mencoba menciptakan kesempatan bagi siswa dalam memperlihatkan prestasi mereka yang berkaitan dengan tujuan yang telah ditentukan (Safithry, 2018 : 3).
Tes merupakan salah satu upaya pengukuran terencana yang digunakan oleh guru untuk mencoba menciptakan kesempatan bagi siswa dalam memperlihatkan prestasi mereka yang berkaitan dengan tujuan yang telah ditentukan (Calongesi, 1995). Tes terdiri atas sejumlah soal yang harus dikerjakan siswa. Setiap soal dalam tes menghadapkan siswa pada suatu tugas dan menyediakan kondisi bagi siswa untuk menanggapi tugas atau soal tersebut.
Tes menurut Arikunto dan Jabar (2004) merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dengan menggunakan cara atau aturan yang telah ditentukan.
Dari beberapa pengertian yang sudah dijelaskan dapat disimpulkan bahwa tes adalah suatu alat penilaian yang berkaitan dengan sejumlah soal atau tugas untuk memberi kesempatan peserta didik dalam memeperlihatkan prestasi yang berkaitan dengan aspek tertentu.
Setelah mengetahui beberapa penjelasan mengenai asesmen dan tes kita bisa mengetahui perbedaan dari asesmen dan tes dalam evaluasi pembelajaran, kita sebagai pendidik harus bisa menyeimbangkan dan memahami dua hal tersebut. Agar peserta didik dapat mengetahui tujuan dari pembelajaran yang baik dan benar pada pendidikan anak usia dini.
Asesmen dan tes merupakan dua proses yang berkesinambungan yang dibutuhkan dalam proses pembelajaran anak usia dini. Karena dalam melakukan asesmen dibutuhkan tes sebagai alat ukur pencapaian perkembangan anak usia dini. Keberhasilan seorang siswa atau peserta didik dapat dilihat dari kualitas didikan seorang guru atau pendidik dalam membimbing, membina, serta memperhatikan perkembangan peserta didiknya.
Terimakasih dan semoga bermanfaat untuk para pembaca :)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H