Mohon tunggu...
Syahrani Khairun Nisa
Syahrani Khairun Nisa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta

kalo semua keinginanmu dikabulkan, nanti kamu lupa caranya berdo'a.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kenapa Banyak Kasus Pelecehan yang Melibatkan Tokoh Agama?

18 Januari 2023   09:40 Diperbarui: 18 Januari 2023   09:54 1381
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika kita berhadapan dengan seseorang yang menjadi tokoh agama, biasanya kita akan menghormatinya, mengaguminya, menganggap ia adalah sosok yang suci karena lebih mengenal agama dibanding kita, kita menjadi sungkan untuk berbuat seenaknya kepada orang-orang tersebut. Hal ini menyebabkan nalar kita untuk berpikir kritis terhadap orang lain menjadi menurun dikarenakan kekaguman tersebut sehingga orang-orang demikian lolos dari prasangka atau kecurigaan kita. 

Dalam hal ini, kita semestinya selalu waspada untuk semua orang terutama orang yang dekat dengan agamanya seperti tokoh agama tadi. Sehingga jika para petinggi agama mulai melakukan hal yang menyeleweng, kita bisa waspada dan melakukan hal yang semestinya seperti menegurnya atau melaporkan/menuntut perlakuannya kepada yang berhak, bukan karena ia adalah orang yang kelihatan paham betul tentang keagamaan, lalu ketika ia melakukan hal menyeleweng kita menganggap itu hal yang positif dan menganggap perlakuannya ialah selalu benar.

3. Minim pengawasan

Minimnya pengawasan terhadap tokoh agama sering terjadi dikalangan masyarakat, karena mereka telah menganggap bahwa tokoh agama adalah orang yang suci dan tidak mungkin melakukan hal-hal negatif. Nyatanya, banyak terjadi kasus pelecehan yang disebabkan oleh tokoh agama itu sendiri. Mereka merasa memiliki peluang yang sangat leluasa untuk melakukan hal yang mereka suka dengan kepercayaan masyarakat yang mereka sia-siakan. Hal ini dapat membahayakan kita, tokoh agama, dan agama itu sendiri.

Perlu kita ingat, bahwa perlakuan buruk pun terjadi tidak hanya karena memiliki niat terselubung, namun juga karena kesempatan terbuka yang menggoda untuk melakukan hal negatif tersebut.

4. Menganggap bahwa tokoh agama dengan agamanya adalah satu dan saling terikat.

Banyak dari kita yang selama ini tidak dapat memisahkan antara Agama dengan Tokoh Agama. Hanya karena seseorang yang berhadapan dengan kita ialah Tokoh Agama, bukan berarti semua perkataannya ialah benar dan sesuai dengan perintah agama. Manusia ialah makhluk yang tidak sempurna dan Tokoh Agama ialah manusia yang masih banyak kurangnya. Perspektif kita terhadap Tokoh Agama ialah seseorang yang suci harus dihapus, karena itu kesalahan dan membuat kita lengah akan sesuatu yang dapat terjadi.

 (dikutip dari pernyataan Sherly Annavita)

Pengawasan harus terus dilakukan walaupun bersama dengan Tokoh Agama yang dianggap suci perkataan maupun perbuatannya sekalipun, karena tidak ada yang menjamin bahwa Tokoh Agama semuanya benar, kecuali Rasulullah SAW bersama Sahabat-sahabatnya pada zaman nabi. Pernyataan Rasulullah tidak dapat diragukan lagi untuk menyampaikan kebenaran atas izin Allah dan penyampaiannya ialah mutlak dan wajib kita anut dalam agama Islam, serta agama lain pun menganut tokoh-tokoh terdahulu dari agama mereka masing-masing.

Semoga berbagai kasus pelecehan dan kejahatan apapun yang melibatkan Tokoh Agama tidak akan terjadi lagi. Semoga para tokoh agama betul-betul mengamalkan apa yang diajarkan oleh agamanya sendiri, karena semua agama pasti mengajarkan kepada kebaikan dan perintah meninggalkan keburukan. 

Jangan sampai agama kita yang bersih, suci, agung, menjadi kotor, ternodai dan tercemar dikarenakan perilaku manusia bahkan manusia yang terlihat dekat dengan agama kita seperti Tokoh-tokoh Agama, berupa pengetahuan mereka yang sangat luas terhadap agama kita, namun kurang mengamalkannya dalam kehidupannya sendiri. Semoga kita selalu dalam lindungan Allah SWT, Aammiinn

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun