Katakanlah Kita saat ini dikenal sebagai orang penting.
Di tempat kerja, tenaga kita sangat dibutuhkan, pemikiran dan ide-ide kita dinanti-nantikan, kepiawaian bekerja kita pun sudah teruji dan dibarengi dengan pengalaman segudang.
Di rumah, peran dan tanggung jawab kita juga besar bagi keberlangsungan hidup anak-anak dan pasangan hidup. Kitalah tulang punggung mereka.
Di masyarakat, kita dikenal sebagai tokoh panutan, punya banyak kenalan orang-orang penting, tim sukses penguasa, aparat, tokoh agama, dll.
Di lingkungan usaha, punya banyak relasi, bisnis kita macam-macam dan berkembang pesat. Katakanlah saat ini sedang menangani beberapa proyek strategis nasional.Â
Hmm.... Pokoknya sulit dibayangkan kalau kita tiada.
Tetiba, kita berpulang....
Pertanyaannya, sepenting apa sih kita dimata orang lain?
Apakah kalau kita tiada semuanya akan bubar? Apakah semuanya akan hancur?
Tidak!
Kantor akan mencari pengganti kita, relasi akan segera mengalihkan bisnisnya ke orang lain.Â
Orang-orang terdekat akan bersedih, untuk beberapa minggu.Â
Bulan berganti, orang-orang hanya akan menceritakan kiprah kita.
Tahun berganti, orang-orang sudah mulai melupakan kita.
Dunia akan terus berjalan walau tanpa kehadiran kita.
Kehidupan akan terus bedetak walau tanpa campur tangan kita.
Rezeki akan selalu mengalir walau bukan melalui tangan kita.
Keberadaan kita akan tergantikan. Posisi kita akan diisi orang lain.
Itu pun kalau kita benar-benar punya prestasi, punya keunggulan, punya kedudukan. Lantas bagaimana kalau kita tidak memiliki sesuatu yang dibanggakan.
Kita, tidak sepenting yang kita bayangkan!
Kita, tidak sehebat yang kita kira!
Kalau kita meninggal, teman-teman di grup wa hanya akan mengirimkan do'a dalam bentuk stiker. Capek katanya kalau harus mengetik innalillahi... , nggak sempat katanya kalau mendoakan. Kalaupun sempat melayat, teman-teman kita masih bisa tertawa-tawa, bersenda gurau, ketemu teman-teman lainnya.
Sebuah renungan dan pengingat untuk Saya pribadi.
Mari kita kembali meluruskan niat dan memperbaiki ikhtiar kita.
Semoga apa yang kita perjuangkan setiap hari, tidak sia-sia dihadapan Allah, karena kita perlu bekal yang banyak untuk menghadap-Nya.
Dunia bukanlah tempat tinggal, dunia adalah tempat meninggal.