Beda pengusaha dan calon pengusaha adalah dari segi resiko. Pengusaha beneran, berani mengambil resiko. Resiko tidak laku, resiko kerugian.
Parahnya, jika takut resiko ini dipelihara, maka sampai kapanpun, tidak akan maju.
Pedagang roti bakar khas bandung, berapa lama rotinya bertahan. 2-4 hari. Pedagang buah, pedagang sayur, pedagang ikan, pedagang kue basah. Berapa lama bertahan dagangannya? Sangat-sangat singkat. Belajarlah dari mereka.
Kita tidak bisa menghindari resiko. Yang bisa kita lakukan adalah meminimalisirnya. Saran Saya, pilihlah produk yang tahan lama, tidak mudah rusak atau basi. Jangan pilih macam-macam jenis produk, fokus pada 1 jenis saja. Misalnya seperti Saya, berbisnis di bidang kesehatan, jangan dicampur dengan jualan di bidang yang lain. Fokus, agar hasilnya juga bagus.
Kemudian bertahap, jangan langsung banyak stok. Misalnya 10 pcs terlebih dahulu .
Resiko = potensi.
Kita punya produk 10 pcs, berarti potensinya bisa laku sampai 10 pcs. Â
Kita punya produk 2 pcs, berarti potensi lakunya maksimal 2 pcs.
Jualan ikan misalnya, bawa ikan ke pasar cuma 5 ekor, berarti maksimal ia bisa laku 5 ekor, nggak mungkin lebih. Wong ikannya sudah habis. Â Jadi dibalik resiko, ada potensi.
Pembeli adalah raja, artinya harus kita layani dengan sebaik-baiknya. Ada tipe pembeli yang maunya cepat. Mau beli, asalkan stoknya ada. Kalau nggak ada, si pembeli akan beli ke tempat lain. Jadi punya stok itu juga mengundang rezeki lebih banyak.
Punya stok berarti punya tanggung jawab yang lebih besar, semangat juga membesar, ketimbang jualan cuma posting, produknya ga ada. Keuntungannya? Minim Bos.