Perubahan iklim menjadi tantangan serius yang tak dapat diabaikan. Fluktuasi cuaca ekstrem, seperti kemarau panjang dan banjir yang intens, telah memberikan dampak nyata terhadap produktivitas sektor pertanian, terutama pada komoditas utama seperti kelapa sawit dan karet. Pemerintah Provinsi Jambi telah menerapkan strategi adaptasi melalui diversifikasi tanaman, promosi pertanian berkelanjutan, dan pengembangan teknologi ramah lingkungan untuk membantu petani menghadapi dampak perubahan iklim. Di sisi lain, peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga ekosistem lokal menjadi langkah penting untuk mengurangi kerusakan lingkungan. Upaya seperti restorasi lahan gambut dan penghijauan kawasan hutan tidak hanya berkontribusi terhadap kelestarian lingkungan, tetapi juga memberikan dampak positif pada keberlanjutan ekonomi.
Diversifikasi ekonomi menjadi kunci untuk mengurangi ketergantungan Jambi pada komoditas tradisional seperti sawit, karet, dan batubara yang rentan terhadap fluktuasi harga global. Sektor pariwisata menawarkan peluang besar, dengan kekayaan alam seperti Taman Nasional Kerinci Seblat dan Danau Sipin, serta budaya lokal yang unik seperti seni ukir dan batik Jambi. Pengembangan sektor ini dapat menarik wisatawan domestik dan internasional, sekaligus menciptakan lapangan kerja baru. Industri kreatif juga memiliki potensi besar, khususnya di bidang kerajinan, seni pertunjukan, dan kuliner, yang dapat meningkatkan pendapatan masyarakat lokal.
Selain itu, pengembangan energi terbarukan seperti tenaga surya dan biomassa menjadi peluang strategis untuk menarik investasi hijau dan mengurangi ketergantungan pada energi fosil. Langkah ini sejalan dengan upaya global untuk menciptakan ekonomi yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan. Untuk mewujudkan diversifikasi ini, pemerintah daerah perlu menciptakan ekosistem bisnis yang kondusif melalui insentif investasi, kemudahan perizinan, serta peningkatan daya saing sumber daya manusia melalui pelatihan vokasional yang sesuai dengan kebutuhan industri masa depan.
Secara keseluruhan, tahun 2025 menawarkan kombinasi tantangan dan peluang yang dapat menjadi batu loncatan bagi Jambi untuk memperkuat perekonomiannya. Dengan mengatasi kendala dalam pembangunan infrastruktur, memanfaatkan potensi transformasi digital, menghadapi dampak perubahan iklim dengan kebijakan adaptif, serta mendorong diversifikasi ekonomi yang berbasis pada potensi lokal, Jambi dapat memperkuat fondasi ekonominya. Sinergi yang erat antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta akan menjadi kunci keberhasilan untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan di masa depan.
Kebijakan Strategis untuk 2025
Pemerintah Provinsi Jambi merumuskan kebijakan strategis untuk menghadapi tantangan pada tahun 2025, dengan fokus pada tiga isu utama:
1. Pengurangan Ketimpangan Antar Wilayah
Ketimpangan ekonomi antar daerah di Provinsi Jambi menjadi perhatian serius. Penelitian menunjukkan bahwa rata-rata tingkat ketimpangan pembangunan antar kabupaten/kota di Provinsi Jambi adalah sebesar 0,18, lebih rendah dari angka ketimpangan di Indonesia. Namun, Kota Sungai Penuh memiliki tingkat ketimpangan yang mendekati tinggi, yaitu sebesar 0,49, sedangkan Kabupaten Sarolangun memiliki tingkat ketimpangan terendah sebesar 0,01.
Untuk mengatasi ketimpangan ini, pemerintah berupaya mengembangkan kawasan terpencil melalui peningkatan infrastruktur, akses pendidikan, dan layanan kesehatan. Langkah ini diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih merata dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat di seluruh wilayah Jambi.
2. Peningkatan Daya Saing Daerah
Meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) menjadi prioritas untuk memperkuat daya saing daerah. Data menunjukkan bahwa Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Jambi mengalami peningkatan dari 72,14 pada tahun 2022 menjadi 73,73 pada tahun 2023.