Mohon tunggu...
syahmardi yacob
syahmardi yacob Mohon Tunggu... Dosen - Guru Besar Manajemen Pemasaran Universitas Jambi

Prof. Dr. Syahmardi Yacob, Guru Besar Manajemen Pemasaran di Universitas Jambi, memiliki passion yang mendalam dalam dunia akademik dan penelitian, khususnya di bidang strategi pemasaran, pemasaran pariwisata, pemasaran ritel, politik pemasaran, serta pemasaran di sektor pendidikan tinggi. Selain itu, beliau juga seorang penulis aktif yang tertarik menyajikan wawasan pemasaran strategis melalui tulisan beberapa media online di grup jawa pos Kepribadian beliau yang penuh semangat dan dedikasi tercermin dalam hobinya yang beragam, seperti menulis, membaca, dan bermain tenis. Menulis menjadi sarana untuk menyampaikan ide-ide segar dan relevan di dunia pemasaran, baik dari perspektif teoritis maupun aplikatif. Gaya beliau yang fokus, informatif, dan tajam dalam menganalisis isu-isu pemasaran menjadikan tulisannya memiliki nilai tambah yang kuat, khususnya dalam memberikan pencerahan dan solusi praktis di ranah pemasaran Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

BRICS: Peluang dan Tantangan Bagi Indonesia

21 November 2024   16:39 Diperbarui: 21 November 2024   16:43 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Kerja sama teknologi dengan negara-negara BRICKS membuka peluang bagi Indonesia untuk mempercepat pengembangan di bidang inovasi digital, energi hijau, dan industri 4.0. Tiongkok dan India, sebagai anggota kunci BRICKS, dikenal sebagai pemimpin dunia dalam teknologi hijau dan digitalisasi. Laporan McKinsey (2023) mencatat bahwa Tiongkok mendominasi produksi dan pengembangan teknologi kendaraan listrik (EV), di mana 60% produksi global baterai lithium-ion berasal dari Tiongkok. Hal ini memberikan peluang bagi Indonesia, sebagai produsen utama nikel, untuk memperkuat perannya dalam rantai pasok baterai EV dunia.

India, di sisi lain, telah mencatat pertumbuhan pesat dalam sektor teknologi informasi, dengan kontribusi TI terhadap PDB nasional sebesar 7,5% pada 2023 (National Association of Software and Service Companies, NASSCOM). Indonesia dapat belajar dari India untuk mempercepat transformasi digital dalam sektor pendidikan, kesehatan, dan layanan publik. Laporan Kementerian Komunikasi dan Informatika (2023) menyebutkan bahwa kolaborasi teknologi dengan negara-negara BRICKS dapat mendukung Indonesia untuk mencapai target digitalisasi penuh pada 2030.

Contoh nyata transfer teknologi ini dapat dilihat dari kerja sama antara perusahaan teknologi Indonesia dengan mitra di Tiongkok dan India. Misalnya, pada 2022, perusahaan Gojek dan Tokopedia menjalin kerja sama strategis dengan mitra Tiongkok untuk pengembangan kecerdasan buatan (AI) dan logistik berbasis teknologi. Kolaborasi ini menunjukkan bahwa keanggotaan dalam BRICKS dapat membuka lebih banyak peluang untuk investasi teknologi dan pengembangan kapasitas sumber daya manusia Indonesia.

3. Pembiayaan Infrastruktur

New Development Bank (NDB), sebagai lembaga keuangan utama BRICKS, menawarkan alternatif pembiayaan bagi negara-negara anggota, termasuk Indonesia. Dalam laporan tahunan NDB (2023), tercatat bahwa bank ini telah menyalurkan lebih dari USD 25 miliar untuk proyek infrastruktur sejak pendiriannya. Fokus utama NDB adalah mendanai proyek di sektor energi terbarukan, transportasi, dan pembangunan perkotaan berkelanjutan.

Indonesia, yang sedang dalam tahap percepatan pembangunan infrastruktur, dapat memanfaatkan NDB sebagai sumber pendanaan alternatif di tengah ketatnya akses terhadap pinjaman dari lembaga keuangan Barat. Sebagai contoh, kebutuhan investasi infrastruktur Indonesia hingga 2025 diperkirakan mencapai Rp 6.445 triliun (Kementerian PPN/Bappenas, 2023). Dengan adanya akses ke NDB, Indonesia dapat mengurangi tekanan pada anggaran negara dan mempercepat pembangunan proyek strategis nasional, seperti transportasi massal perkotaan dan pembangkit listrik energi terbarukan.

Selain itu, proyek energi hijau dapat memperoleh manfaat langsung dari NDB. Indonesia, sebagai salah satu penghasil utama energi fosil, kini sedang mengembangkan strategi transisi energi menuju penggunaan energi terbarukan sebesar 23% dalam bauran energi nasional pada 2025 (Rencana Umum Energi Nasional, 2023). NDB memiliki fokus khusus pada pembiayaan proyek energi terbarukan, yang selaras dengan kebutuhan Indonesia untuk beralih ke energi bersih.

Studi Kasus: Kerja Sama Infrastruktur BRICKS

Kerja sama antara Indonesia dan negara-negara anggota BRICKS telah menunjukkan hasil awal yang menjanjikan. Salah satu proyek yang menonjol adalah partisipasi perusahaan konstruksi Indonesia dalam proyek kereta cepat Jakarta-Bandung yang didanai oleh konsorsium Tiongkok. Proyek ini tidak hanya menjadi simbol kolaborasi infrastruktur, tetapi juga membuka ruang bagi transfer pengetahuan dalam manajemen proyek skala besar.

Dalam laporan NDB (2023), Indonesia disebutkan sebagai salah satu negara yang berpotensi mendapatkan prioritas dalam pembiayaan infrastruktur regional. Hal ini memberikan harapan bagi pengembangan infrastruktur strategis lainnya di luar Pulau Jawa, seperti jaringan pelabuhan di wilayah timur Indonesia dan peningkatan akses listrik di daerah pedalaman.

Keanggotaan Indonesia dalam BRICKS tidak hanya memberikan peluang untuk diversifikasi mitra dagang, tetapi juga membuka akses terhadap teknologi mutakhir dan pembiayaan infrastruktur yang sangat dibutuhkan. Dengan pendekatan yang strategis dan kesiapan domestik yang matang, Indonesia dapat memanfaatkan peluang ini untuk meningkatkan daya saing globalnya. Kombinasi kerja sama ekonomi, teknologi, dan pembiayaan infrastruktur menjadikan BRICKS sebagai platform yang potensial untuk mendorong pembangunan Indonesia secara berkelanjutan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun