4.) Gangguan emosi. Adalah hal yang wajar jika setelah bercerai Anda masih menyimpan perasan cinta terhadap mantan pasangan Anda. Harapan Anda untuk hidup sampai tua bersama pasangan menjadi kandas, ini dapat menyebabkan perasaan kecewa yang sangat besar yang menyakitkan. Mungkin juga Anda ketakutan jika tidak ada orang yang akan mencintai Anda lagi atau perasaan takut ditinggalkan lagi di kemudian hari.
Perasaan lain yang mungkin dialami adalah perasaan terhina atau perasaan marah dan kesal akibat sikap buruk pasangan. Anda juga mungkin merasa kesepian karena sudah tidak ada lagi tempat Anda berbagi cerita, tempat Anda mencurahkan dan mendapatkan bentuk kasih saying. Serangkaian problem kesehatan juga bisa disebabkan akibat depresi karena bercerai.
5.) Bahaya masa remaja kedua. Pasangan yang baru bercerai sering mengalami masa remaja kedua. Mereka mencicipi kemerdekaan baru dengan memburu serangkaian hubungan asmara dengan tujuan untuk menaikkan harga diri yang jatuh atau untuk mengusir kesepian. Hal ini bisa menimbulkan problem baru yang lebih buruk dan tragis karena tidak mempertimbangkan baik-baik langkah yang dilakukan.
SOLUSI UNTUK MENGATASI MASALAH PERCERAIAN BESERTA DAMPAKNYA.
1.) Saling mendengarkan satu sama lain. Komunikasi yang bermasalah seringkali menjadi penyebab akar persoalan suatu hubungan, sehingga dibutuhkan komunikasi yang baik satu sama lain yang baik agar pernikahan dapat langgeng.Dengan mendengarkan pasangan, Anda akan mengetahui perasaannya dan memahami apa yang ia rasakan. Begitupun sebaliknya dengan pasangan Anda. Jangan malu mengomunikasikan semua hal bersama pasangan Anda.
2.) Luapkan dan utarakan perasaan Anda. Selain mendengarkan perasaan pasangan Anda, Anda juga harus mampu untuk mengungkapkan perasaan Anda sendiri, sehingga pasangan Anda dapat memahami sudut pandang Anda. Memang agak susah mengekspresikan perasaan sendiri, tapi nyatanya itu perlu dilakukan agar tidak terjadi ketimpangan perasaan dan akhirnya kesal sendiri.
3.) Mau berkompromi satu sama lain. Dalam setiap hubungan, kompromi memainkan peran besar dalam keberhasilan atau kegagalan rumah tangga. Pada saat yang sama, pasangan Anda juga harus terbuka terhadap ide-ide Anda dan pandangan satu sama lain. Maka hasil dari pernikahan bergantung pada masing-masing pihak, bagaimana bisa tidaknya mengesampingkan keinginan individu serta mewujudkan keinginan bersama secara realistis. Tak jarang kompromi sangat diperlukan untuk menghindari egoisme dalam hubungan.
4.) Jangan menyalahkan satu sama lain. Siapa yang mau disalahkan dalam gagalnya suatu hubungan? Rasanya tidak ada. Suatu hubungan memang tidak bisa luput dari kesalahan dan pertengkaran. Tapi, dengan menyalahkan pasangan Anda, itu hanya akan membuat Anda semakin membatin dan tidak memperbaiki masalah Anda. Pasti ada yang saling mengeluh, dan keluhan itu biasanya disebabkan oleh harapan yang tidak realistis.
Baiknya, bicarakan berdua dan terima kenyataaan bahwa tidak semua harapan tidak selalu berjalan sesuai kehendak. Dengan lebih ikhlas dan menerima, niscaya hubungan Anda dan pasangan akan jauh dari kata perceraian.
5.) Luangkan waktu untuk diri sendiri, kalau memang dibutuhkan. Bosan dan muak juga, kalau sedang ada masalah dalam suatu hubungan lalu bertatap muka setiap hari. Kalau begitu, mungkin Anda butuh waktu untuk sendiri. Bukan sendiri untuk selamanya, ya, tapi sendiri untuk merefleksikan kesalahan atau menenangkan pikiran.
Kebanyakan orang tidak menyadari bahwa “istirahat” dalam suatu hubungan, bisa menjadi salah satu tips menghindari perceraian. Jangan lupa berikan waktu kepada pasangan untuk melakukan hal yang sama.