FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PERCERAIAN 1.) Adanya Pernikahan dini. Kebanyakan perceraian terjadi karena pernikahan di bawah umur, yaitu di bawah 16 tahun. Yang mana pada usia itu emosional anak belum stabil dan pemahaman anak terhadap ilmu ilmu rumah tangga sangat rendah sekali. Dari data kebanyakan pengadilan mengeluarkan surat dispensasi 2 bulan setelah tahun baru. Berarti dapat di simpulkan bahwa pergaulan anak di bawah umur terlalu bebas. Sehingga menyebabkan hamil di luar nikah dan terpaksa harus di nikahkan. Umumnya anak di bawah umur yang di nikahkan belum memiliki pekerjaan yang tetap dan ekonomi juga menjadi alasan besar terjadinya perceraian. Kadang orang dewasa saja yang sudah memiliki pekerjaan masih kekurangan dalam memenuhi kebutuhan hidup apalagi yang belum memiliki pekerjaan.
2.) Komunikasi yang buruk. Komunikasi yang buruk adalah faktor utama yang menyebabkan perceraian. Jika pasangan tidak dapat berkomunikasi dengan baik, maka mereka akan kesulitan dalam menyelesaikan masalah dan mencari solusi yang baik untuk masalah yang timbul dalam pernikahan.
3.) Ketidaksetiaan dari Salah Satu Pihak. Ketidaksetiaan bisa terjadi dalam berbagai bentuk, mulai dari perselingkuhan hingga keuangan yang tidak jujur. Jika pasangan merasa tidak bisa mempercayai satu sama lain, maka hal itu bisa menyebabkan kehancuran dalam pernikahan.
4.) Perbedaan Nilai dan Tujuan Hidup. Jika pasangan memiliki nilai-nilai dan tujuan hidup yang berbeda, maka mereka akan kesulitan untuk bekerja sama dalam membangun pernikahan yang sukses.
5.) Masalah Keuangan. Masalah keuangan bisa menjadi faktor yang sangat merusak dalam pernikahan. Jika pasangan tidak bisa mengelola keuangan dengan baik atau mengalami kesulitan keuangan, hal itu bisa menyebabkan perselisihan yang serius dan bahkan perceraian.
6.) Kecelakaan hidup. Kecelakaan hidup seperti kehilangan pekerjaan, kecelakaan, atau sakit serius bisa menyebabkan stres dan ketegangan yang bisa mengarah pada perceraian.
7.) Ketidakcocokan Karakter. Jika pasangan memiliki kepribadian yang berbeda, hal itu bisa menyebabkan kesulitan dalam berinteraksi dan membangun hubungan yang sehat.
ALASAN TERJADINYA PERCERAIAN Ada beberapa alasan yang menyebabkan pasangan suami istri bercerai. Alasan umum nya antara lain: 1.) Ketidak harmonisan dalam rumah tangga, Banyak sekali suami istri yang sibuk dengan urusan masing masing yang menyebabkan kurang komunikasi dengan pasangannya. Dan itu akan mengurangi keharmonisan dalam rumah tangga
2.) Krisis moral dan akhlak. Siapa sih yang mau punya pasangan yang tidak beradab dan bermoral? Oleh karena itu dianjurkan bagi pasangan yang mau menikah untuk belajar ilmu ilmu rumah tangga dan ilmu moral.
3.) Perzinaan. Ada beberapa pasangan yang merasa kurang puas dengan pasangannya dan menjadikan salah satu untuk selingkuh dengan orang lain
4.) Pernikahan tanpa cinta. Sering kali hal itu terjadi jika usia pernikahan lama dan merasa bosan dengan kehidupan rumah tangga. Bisa jadi pernikahan itu hasil dari perjodohan atau pernikahan karena kecelakaan.
5.) Ada masalah dalam rumah tangga. Masalah dalam rumah tangga baiknya di selesaikan baik baik. Tetapi jika sudah sulit untuk di selesaikan bisa mengajukan perceraian.
DAMPAK ADANYA PERCERAIAN
A.) Dampak Perceraian pada Pria. Dampak perceraian bisa jadi lebih besar pada pria karena pria cenderung tidak tertarik mencari dukungan secara emosional dari orang-orang sekitarnya. Selain itu, seusai perceraian, pria lebih berisiko mengalami depresi, kekurangan dukungan sosial, dan menyalahgunakan zat-zat tertentu. Pria yang lebih senang mengungkapkan perasaannya melalui tindakan akan lebih condong untuk mengungkapkan perasaannya terhadap perceraian yang dialami dalam bentuk menghindari tempat tinggal mereka, bekerja jauh lebih keras di kantor, dan sebagainya. Penelitian lain mendapati bahwa pria lebih berisiko untuk melakukan tindakan bunuh diri daripada wanita selama proses perceraian berlangsung.
B.) Dampak perceraian pada wanita. Sebuah riset menelusuri dampak perceraian secara psikologis pada wanita dan menemukan bahwa wanita yang bercerai memiliki tingkat stres yang lebih tinggi dibanding wanita yang menikah. Hal ini berpotensi menimbulkan depresi.
C.) Dampak untuk orang tua. Selain anak-anak, orang tua dari pasangan yang bercerai juga mungkin terkena imbas dari keputusan untuk bercerai. Sebagai orang tua, mereka dapat saja merasa takut anak mereka yang bercerai akan menderita karena perceraian ini atau merasa risih dengan pergunjingan orang-orang. Beberapa orang tua dari pasangan yang bercerai akhirnya harus membantu membesarkan cucu mereka karena ketidaksanggupan dari pasangan yang bercerai untuk memenuhi kebutuhan anak-anaknya.
AKIBAT ADANYA PERCERAIAN
1.) Anak menjadi korban. Anak merupakan korban yang paling terluka ketika orang tuanya memutuskan untuk bercerai. Anak dapat merasa ketakutan karena kehilangan sosok ayah atau ibu mereka, takut kehilangan kasih sayang orang tua yang kini tidak tinggal serumah. Mungkin juga mereka merasa bersalah dan menganggap diri mereka sebagai penyebabnya. Prestasi anak di sekolah akan menurun atau mereka jadi lebih sering untuk menyendiri.
Anak-anak yang sedikit lebih besar bisa pula merasa terjepit di antara ayah dan ibu mereka. Salah satu atau kedua orang tua yang telah berpisah mungkin menaruh curiga bahwa mantan pasangan hidupnya tersebut mempengaruhi sang anak agar membencinya. Ini dapat mebuat anak menjadi serba salah, sehingga mereka tidak terbuka termasuk dalam masalah-masalah besar yang dihadapi ketika mereka remaja. Sebagai pelarian yang buruk, anak-anak bisa terlibat dalam pergaulan yang buruk, narkoba, atau hal negatif lain yang bisa merugikan.
2.) Bencana keuangan. Jika sebelum bercerai, suami sebagai pencari nafkah maka setelah bercerai Anda tidak akan memiliki pendapatan sama sekali apalagi jika mantan pasangan Anda tidak memberikan tunjangan. Atau jika pemasukan berasal dari Anda dan pasangan, sekarang setelah bercerai, pemasukan uang Anda berkurang. Jika Anda mendapat hak asuh atas anak, berarti Anda juga bertanggung jawab untuk menanggung biaya hidup dari anak Anda. Yang perlu diingat, setelah bercerai, umumnya banyak keluarga mengalami penurunan standar kehidupan hingga lebih dari 50 persen.
3.) Masalah pengasuhan anak. Setelah bercerai, berarti kini Anda harus menjalankan peranan ganda sebagai ayah dan juga sebagai ibu. Ini bukanlah hal yang mudah karena ada banyak hal lain yang harus Anda pikirkan seorang diri. Terlebih, jika anak sudah memasuki masa remaja yang penuh tantangan, Anda harus dengan masuk akal menjaga atau memberikan disiplin kepada anak agar dapat tumbuh menjadi anak yang baik.
Masalah lain dalam hal pengasuhan anak adalah ketika harus berbagi hak asuh anak dengan pasangan karena bisa jadi Anda masih merasa sakit hati dengan perlakuan mantan Anda sehingga sulit untuk bersikap adil. Hal-hal yang harus dibicarakan seperti pendidikan atau disiplin anak mungkin dapat menyebabkan pertengkaran karena tidak sepaham dan rasa sakit hati dapat membuat hal ini semakin buruk.
4.) Gangguan emosi. Adalah hal yang wajar jika setelah bercerai Anda masih menyimpan perasan cinta terhadap mantan pasangan Anda. Harapan Anda untuk hidup sampai tua bersama pasangan menjadi kandas, ini dapat menyebabkan perasaan kecewa yang sangat besar yang menyakitkan. Mungkin juga Anda ketakutan jika tidak ada orang yang akan mencintai Anda lagi atau perasaan takut ditinggalkan lagi di kemudian hari.
Perasaan lain yang mungkin dialami adalah perasaan terhina atau perasaan marah dan kesal akibat sikap buruk pasangan. Anda juga mungkin merasa kesepian karena sudah tidak ada lagi tempat Anda berbagi cerita, tempat Anda mencurahkan dan mendapatkan bentuk kasih saying. Serangkaian problem kesehatan juga bisa disebabkan akibat depresi karena bercerai.
5.) Bahaya masa remaja kedua. Pasangan yang baru bercerai sering mengalami masa remaja kedua. Mereka mencicipi kemerdekaan baru dengan memburu serangkaian hubungan asmara dengan tujuan untuk menaikkan harga diri yang jatuh atau untuk mengusir kesepian. Hal ini bisa menimbulkan problem baru yang lebih buruk dan tragis karena tidak mempertimbangkan baik-baik langkah yang dilakukan.
SOLUSI UNTUK MENGATASI MASALAH PERCERAIAN BESERTA DAMPAKNYA.
1.) Saling mendengarkan satu sama lain. Komunikasi yang bermasalah seringkali menjadi penyebab akar persoalan suatu hubungan, sehingga dibutuhkan komunikasi yang baik satu sama lain yang baik agar pernikahan dapat langgeng.Dengan mendengarkan pasangan, Anda akan mengetahui perasaannya dan memahami apa yang ia rasakan. Begitupun sebaliknya dengan pasangan Anda. Jangan malu mengomunikasikan semua hal bersama pasangan Anda.
2.) Luapkan dan utarakan perasaan Anda. Selain mendengarkan perasaan pasangan Anda, Anda juga harus mampu untuk mengungkapkan perasaan Anda sendiri, sehingga pasangan Anda dapat memahami sudut pandang Anda. Memang agak susah mengekspresikan perasaan sendiri, tapi nyatanya itu perlu dilakukan agar tidak terjadi ketimpangan perasaan dan akhirnya kesal sendiri.
3.) Mau berkompromi satu sama lain. Dalam setiap hubungan, kompromi memainkan peran besar dalam keberhasilan atau kegagalan rumah tangga. Pada saat yang sama, pasangan Anda juga harus terbuka terhadap ide-ide Anda dan pandangan satu sama lain. Maka hasil dari pernikahan bergantung pada masing-masing pihak, bagaimana bisa tidaknya mengesampingkan keinginan individu serta mewujudkan keinginan bersama secara realistis. Tak jarang kompromi sangat diperlukan untuk menghindari egoisme dalam hubungan.
4.) Jangan menyalahkan satu sama lain. Siapa yang mau disalahkan dalam gagalnya suatu hubungan? Rasanya tidak ada. Suatu hubungan memang tidak bisa luput dari kesalahan dan pertengkaran. Tapi, dengan menyalahkan pasangan Anda, itu hanya akan membuat Anda semakin membatin dan tidak memperbaiki masalah Anda. Pasti ada yang saling mengeluh, dan keluhan itu biasanya disebabkan oleh harapan yang tidak realistis.
Baiknya, bicarakan berdua dan terima kenyataaan bahwa tidak semua harapan tidak selalu berjalan sesuai kehendak. Dengan lebih ikhlas dan menerima, niscaya hubungan Anda dan pasangan akan jauh dari kata perceraian.
5.) Luangkan waktu untuk diri sendiri, kalau memang dibutuhkan. Bosan dan muak juga, kalau sedang ada masalah dalam suatu hubungan lalu bertatap muka setiap hari. Kalau begitu, mungkin Anda butuh waktu untuk sendiri. Bukan sendiri untuk selamanya, ya, tapi sendiri untuk merefleksikan kesalahan atau menenangkan pikiran.
Kebanyakan orang tidak menyadari bahwa “istirahat” dalam suatu hubungan, bisa menjadi salah satu tips menghindari perceraian. Jangan lupa berikan waktu kepada pasangan untuk melakukan hal yang sama.
6.) Belajar memaafkan dan melupakan. Semua orang di muka bumi pasti pernah membuat kesalahan. Tetapi dengan belajar untuk memaafkan dan melupakan, belum tentu semua orang bisa melakukannya. Hal ini sangat Anda butuhkan jika memang berniat menghindari perceraian dalam rumah tangga.
Di Susun Oleh Kelompok 6:
1.) Dian Ngafiatul Karimah_212121081
2.) Azzimatul Khomsah_212121083
3.) Salsabila Oktavia Amani_212121089
4.) Wirda Aludin_212121103
5.) Syahla Hamidah_212121111
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H