Mohon tunggu...
Syahlaa Shoofi Ibrahim
Syahlaa Shoofi Ibrahim Mohon Tunggu... Mahasiswa - Try to be better person.

Mahasiswa Pendidikan Sosiologi Antropologi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Fenomena Zoom Fatigue sebagai Akibat Perubahan Sosial

30 Oktober 2021   12:27 Diperbarui: 30 Oktober 2021   12:28 797
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Bayangkan saja kita dalam sehari bisa melakukan virtual meeting sebanyak tiga hingga lima kali. Sudah seperti kebutuhan pokok saja. Apalagi bagi para pekerja dan pelajar ini sudah menjadi makanan sehari-hari. Entah belajar, webinar, seminar, dan acara lain yang dilaksanakan secara daring. Bukankah sangat melelahkan?

Fenomena zoom fatigue ini merupakan salah satu dampak negatif dari perubahan sosial yang terjadi di masyarakat. Dimana sebelum terdapat virus covid-19 kita dapat berkomunikasi secara langsung dengan bebas tanpa ada batasan. Namun, setelah virus covid-19 menyerang untuk berkomunikasi secara langsung sulit untuk dilakukan. Penyebab dari zoom fatigue sendiri adalah ketika melakukan daring kita dipaksa untuk duduk dalam waktu yang cukup lama dan fokus pada percakapan untuk menyerap informasi.. Apalagi hal ini dilakukan terus menerus dalam jangka waktu yang panjang. Akibatnya otak bekerja lebih keras dan menimbulkan efek kelelahan pada tubuh.

Ketika sedang melakukan virtual meeting, pasti diantara kita sering melihat wajah sendiri dalam waktu yang cukup lama. Ternyata ini termasuk dalam salah satu penyebab kita mengalami zoom fatigue, lhoh. Kenapa begitu? Karena ketika virtual meeting kita cenderung merasa diawasi oleh banyak orang, sehingga secara tidak langsung kita ingin terlihat sempurna. Oleh sebab manusia tidak ada yang sempurna, maka timbullah self consciousness. Yakni kondisi dimana kita overthingking kepada diri sendiri. Atau bisa dikatakan kita khawatir terhadap bagaimana orang lain melihat diri kita.

Selain itu ketika daring kita tidak bisa melihat dengan jelas gesture dari lawan bicara kita. Gesture adalah bentuk komunikasi non-verbal yang dilakukan untuk menegaskan atau membantu menjelaskan makna kalimat yang diucapkan. Belum lagi setiap melakukan daring kita dihadapkan dengan distraction dari lingkungan sekitar kita. Entah kita menjadi tidak fokus karena gedget ataupun gangguan dari orang sekitar.

Apalagi ketika melakukan virtual meeting, mobilitas kita dalam bergerak sangat dibatasi. Belum lagi dengan durasi waktu yang lama dari satu hingga tiga jam. Hingga membuat pinggang, punggung, dan leher kita terasa nyeri apabia terlalu lama duduk. Tidak hanya itu jika kita terus-terusan melakukan hal yang sama dalam jangka waktu yang panjang ini dapat menyebabkan gangguan kesehatan.

Untuk mengatasi zoom fatigue kita dapat melakukan beberapa cara, yaitu: Pertama, beri jeda untuk istirahat. Lakukan istirahat minimal 10 menit atau dengan melakukan metode 20 20 20. Cara ini cukup membantu ketika kita mengalami zoom fatigue. Metode 20 20 20 ini dilakukan dengan cara setiap 20 menit kita menatap layar monitor usahakan untuk melihat objek diluar layar monitor sejauh 20 kaki atau sekitar 6 langkah selama 20 detik. Jangan lupa untuk melakukan peregangan tubuh agar tubuh menjadi rileks dan tidak kaku.

Kedua, hindari multitasking. Sebuah studi penelitian yang dilakukan di Stanford University dikatakan bahwa ketika kita melakukan dua atau lebih kegiatan dalam waktu yang bersamaan dapat menurunkan performa diri dan sulit untuk fokus. Selain itu kita akan lebih cepat merasa lelah. Hal ini dikarenakan energi kita terbuang untuk melakukan kegiatan yang banyak dalam waktu bersamaan. Walaupun multitasking dapat menghemat waktu yang kita punya, namun cara ini tidak efektif untuk dilakukan dalam jangka waktu yang panjang. Ketiga, matikan kamera apabila tidak diwajibkan. Selain mengurangi jumlah kuota yang terpakai ketika virtual meeting. Ini dilakukan agar kita dapat konsentrasi kepada isi materi yang disampaikan. Bukan berarti ketika mematikan kamera kita pergi dan tidak mendengarkan materinya. Ternyata dengan cara ini kita dapat mengurangi fenomena zoom fatigue.

Perubahan sosial masyarakat terlihat jelas ketika pandemi covid-19. Terutama dalam cara kita berkomunikasi dengan orang lain yang menjadi berjarak untuk mengurangi resiko terkena virus covid-19. Dengan begitu kegiatan yang mengharuskan berkumpul banyak orang harus dikurangi dan dibatasi. Makadari itu pemerintah menerapkan study from home dan work from home dengan mengandalkan teknologi. Hadirnya teknologi sangat menolong, namun akibat terlalu sering menggunakan teknologi untuk melakukan virtual meeting. Ternyata dapat menimbulkan dampak negatif, yakni fenomena zoom fatigue. Semoga kita dapat mengambil manfaat dari membaca artikel ini dan senantiasa diberi kesehatan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun