Mohon tunggu...
Syahirul Alim
Syahirul Alim Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Lepas, Penceramah, dan Akademisi

Penulis lepas, Pemerhati Masalah Sosial-Politik-Agama, Tinggal di Tangerang Selatan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Doa Ustazah, Berkah atau Musibah?

23 Februari 2019   23:14 Diperbarui: 24 Februari 2019   00:07 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Melihat doa seorang yang dikenal ustazah di atas panggung Munajat 212 dengan memohon agar dimenangkan dalam pemilu, sebetulnya sah-sah saja dan tidak perlu dipolemikkan, mengingat doa itu memang bermotif politik. Mungkin saja sebagai ustazah yang paham benar ilmu agama, dirinya tahu bahwa doa itu adalah permohonan seorang hamba kepada Tuhannya.

 Dan dia tentu saja memahami bahwa banyak dalil-dalil Alquran yang memerintahkan agar setiap orang berdoa, sebab Tuhan itu dekat dan hanya dapat didekati dengan doa. Tetapi, mungkin dia lupa, bahwa doa dalam konteks bersama yang didalamnya ada laki-laki dan perempuan, maka doa laki-laki lebih utama dan lebih memenuhi syarat dijawabnya doa oleh Tuhan dibanding laki-laki.

Tapi tak mengapa, doa apapun dibolehkan, selama memenuhi unsur sama-sama rida antara seorang hamba yang berdoa dengan Tuhannya. Namun, apakah sang ustazah itu sudah rida terhadap Tuhannya dengan mengungkapkan doa seperti itu? Jika diucap kalimat, "Jangan, jangan Engkau tinggalkan kami dan tak menangkan kami. Karena jika Engkau tidak menangkan...", berarti di kalimat pertama tidak rida kepada Tuhan karena memaksa Tuhan agar tidak meninggalkan, dan kalimat kedua juga tidak rida kepada Tuhan, jika tidak memenangkan. 

Mungkin ustazah ini perlu belajar lebih jauh, bagaimana etika berdoa dan doa yang paling baik adalah doa yang berasal dari Alquran dan hadis Nabi Muhammad saw. Untuk meniru Rabiah Adawiyah, boleh juga sih, tapi Rabiah itu tokoh tasawuf yang jauh dari dunia sedangkan politik adalah urusan dunia.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun