Mohon tunggu...
Syahirul Alim
Syahirul Alim Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Lepas, Penceramah, dan Akademisi

Penulis lepas, Pemerhati Masalah Sosial-Politik-Agama, Tinggal di Tangerang Selatan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Imam Masjid Memang Harus NU

28 Januari 2019   10:56 Diperbarui: 28 Januari 2019   11:24 244
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Namun, saya sepakat bahwa imam masjid harus dari NU dalam pengertian memiliki latar kultural yang kuat soal keagamaan Islam, fasih dalam bacaan Alquran---bukan sekadar hafal---memiliki serangkaian transmisi intelektual berbasiskan guru-murid dengan para ulama tradisional, berideologi terbuka---bukan permissif---dalam hal relativitas kebenaran keagamaan, tidak ekslusif dalam artian hanya mengakui kelompok tertentu dan "memusuhi" kelompok lain diluar dirinya, terlepas apakah dirinya memiliki ikatan kultural dengan NU maupun tidak. 

Seorang imam salat memang memiliki persyaratan khusus secara yurisprudensi dan memang pada kenyataannya tampak lebih dekat dengan ideologi keagamaan model NU, seperti harus fasih, cakap ilmu keagamaan, disukai seluruh jamaah, dan lain sebagainya. 

Menjadi imam salat tetapi tak disukai atau "digerundeli" jamaahnya, jelas berdampak pada nilai salatnya tertolak, bahkan terhapus sama sekali pahala salat jamaahnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun