Bukan tidak mungkin, bahwa kondisi seperti ini akan mendorong lahirnya barisan "golput" yang kecewa dengan arus politisasi agama yang semakin menjauhkan nilai-nilai rasionalitas politik yang sebenarnya. Atau paling tidak, banyak pihak yang berharap bahwa pemilu segera saja digelar untuk mengakhiri sedemikian besar polarisasi yang menggelikan ditengah pro-kontra masyarakat terhadap ajang kontestasi Pilpres.
Namun yang pasti, banyak sisi rasionalitas politik yang belakangan tergadaikan oleh realitas politisasi agama yang pada akhirnya sukses menjaring kontes politik para "guru ngaji" yang belakangan marak menghiasi panggung-panggung kekuasaan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H