Mohon tunggu...
Syahirul Alim
Syahirul Alim Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Lepas, Penceramah, dan Akademisi

Penulis lepas, Pemerhati Masalah Sosial-Politik-Agama, Tinggal di Tangerang Selatan

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Kepuasan Haji 2018 Meningkat, Masih Saja Ada Kekurangan

26 November 2018   16:38 Diperbarui: 27 November 2018   03:16 1650
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ini merupakan pelayanan yang sangat memuaskan, karena makan tentu saja prioritas paling penting bagi seluruh jamaah haji. Kecuali beberapa hari menjelang kegiatan Armuna, seluruh kegiatan katering diliburkan, mengingat jalur yang sangat padat karena seluruh jamaah haji bergerak menuju Arafah.

Untuk soal layanan BPIH mungkin termasuk sangat murah. Dari nilai Rp 34 juta untuk wilayah Jakarta dan Jawa Barat, ternyata masih mendapatkan kembalian sekitar Rp 6 juta lebih sebagai dana kompensasi living cost dan pengembalian biaya paspor. 

Dengan perhitungan 40 hari tinggal di Arab Saudi dengan hotel yang cukup memadai plus jaminan makanan yang sudah dipersiapkan, membuat para jamaah hanya cukup mementingkan persoalan ibadah. 

Saya mencoba membandingkan dengan jamaah haji asal Malaysia yang membayar kurang lebih Rp 32 juta, namun tak ada pengembalian living cost meskipun dana haji itu tentu saja telah disubsidi pemerintah. Saya kira, untuk hitung-hitungan soal ongkos naik haji, Indonesia tergolong paling murah dibanding negara lainnya.

Selama berada di Tanah Suci, seluruh jamaah haji akan diperhatikan seluruh aspek kesehatannya, karena di setiap kloter ada 3 orang tim kesehatan yang menyertai sekitar 400 orang jamaah. 

Para petugas kesehatan ini selalu membuka layanannya selama 24 jam bagi para jamaah, meskipun petugas ini tak sebanding dengan jumlah jamaah, namun hampir dipastikan mereka sigap melayani setiap keluhan apapun. 

Menariknya, para petugas kesehatan beberapa kali keliling ke kamar-kamar dan memeriksa kesehatan atau menerima keluhan jamaah, sebagai bukti bahwa mereka memang benar-benar menjadi pelayan tamu Allah.

Layanan yang cukup penting selama di Tanah Suci adalah transportasi yang setia mengantar jamaah selama 24 jam di Mekah dengan rute hotel-Masjidil Haram. Bus Salawat yang setia mengantar jamaah, tentu saja gratis dan keseluruhannya telah di-cover dari biaya ibadah haji yang telah dikeluarkan setiap jamaah. 

Uniknya, banyak petugas musiman yang direkrut pemerintah---umumnya para mahasiswa atau mukimin yang tinggal di Arab Saudi---yang memantau seluruh layanan bagi para jamaah haji. Setiap bus melewati rute tertentu, tak luput masuk dalam catatan setiap petugas yang berada di titik-titik tertentu. Mereka juga seringkali menerima laporan para jamaah karena sesuatu hal, sehingga supir bis kerapkali ditegur karena kurang serius dalam hal pelayanannya.

Saya kira, proses pelayanan ibadah haji yang sedemikian rumit, terlebih melibatkan ratusan ribu jamaah haji dengan kondisi yang berbeda-beda, namun dapat ditangani secara profesional oleh para petugas yang telah dilatih sebelumnya. Suit rasanya mengatur ratusan ribu jamaah dengan bermacam-macam latar belakang tradisi, kebiasaan, dan budaya seperti di Indonesia. 

Perbandingan antara petugas dan jamaah haji serasa sangat timpang, tetapi dengan penuh keyakinan mereka tampak bersemangat memberikan pelayanan paling baik. Hampir dipastikan, seluruh petugas lebih mengutamakan pelayanan terbaiknya, sehingga mereka yang juga ingin ikut serta beribadah seringkali memang harus lebih mendahulukan jamaah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun