Saya kira, kejadian ini akan menjadi pertaruhan PAN dan juga Muhammadiyah sebagai bagian terbesar grass root-nya, untuk segera keluar dari hiruk-pikuk politik kekuasaan. Perbuatan korupsi jelas memalukan, terlebih dilakukan oleh petinggi partai yang memiliki hubungan darah langsung dengan Ketua MPR, Zulkifli Hasan. Jangan sampai mencuat lagi isu lain yang menyoal nepotisme, karena sebelumnya Ketua Umum Partai Berkarya mengeluarkan pernyataan soal masih maraknya nepotisme di negeri ini.Â
Mungkin saja yang dimaksud nepotis adalah mereka yang mendompleng nama besar salah satu keluarganya lalu sukses menjadi penguasa di daerahnya. Saya kira, label bupati yang melekat dalam diri Zainudin, tak sebanding dengan nama besar sang kakak yang juga disangkut-pautkan dengan kasus korupsi yang menimpa dirinya.
Itulah dinamika politik yang setiap saat akan menyuguhkan kejutan-kejutan, bahkan diluar dugaan. Terkadang, tanpa sadar, sebuah kasus korupsi bisa saja berdampak luas terhadap hal apapun, termasuk elektabilitas parpol dan bahkan citra negatif yang akan menilai tokoh parpol tersebut.Â
Marilah kita tetap kedepankan etika politik, melihat sesuatu secara jernih, tanpa harus menyangkut-pautkan dengan hal lainnya sehingga secara sengaja memang ingin kita ciptakan secara negatif. Korupsi tetaplah kejahatan luar biasa, siapapun yang melakukannya. Dosa politik akibat korupsi pada akhirnya sulit disamarkan apalagi dihilangkan, terlebih muncul aturan napi eks koruptor dilarang untuk nyaleg. Apakah timeline KPK dalam melakukan OTT terhadap Zainudin ini memang pas kebetulan sedang dalam suasana politik yang menghangat? Wallahu a'lam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H