Mohon tunggu...
Syahirul Alim
Syahirul Alim Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Lepas, Penceramah, dan Akademisi

Penulis lepas, Pemerhati Masalah Sosial-Politik-Agama, Tinggal di Tangerang Selatan

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Artikel Utama

Pilkada 2018 di Jawa, Batu Loncatan Pilpres 2019?

28 Juni 2018   11:59 Diperbarui: 28 Juni 2018   17:46 2452
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kondisi di Pilkada Jateng tampaknya dari awal sudah diprediksi, bahwa incumbent Ganjar tampak di atas angin dibanding rivalnya pasangan Sudirman-Ida. Kinerja Ganjar selama menjadi gubernur Jateng tampak sukses memberikan kesan baik di masyarakat dengan berbagai macam perubahan ke arah kondisi yang lebih baik.

Melihat dari selisih suara perolehan---58 dan 41 persen---antara pasangan Ganjar-Taj dan Sudirman-Ida tampak sangat signifikan, sesuai versi hitung cepat.

Selain itu, pasangan calon yang diusung PDIP, Golkar, Demokrat, PPP, dan Nasdem, suatu koalisi politik yang cukup menjanjikan di Pilkada Jateng kali ini.

Gambaran peta koalisi kemenangan Pilkada di Jawa akan sangat berpengaruh bagi pintu masuk koalisi parpol kelak di ajang Pilpres 2019. Walaupun koalisi daerah tak menjamin menyatukan kembali pada saat koalisi nasional, namun paling tidak, masing-masing parpol akan berpikir ulang soal pijakannya akan mengusung kandidat mana untuk Pilpres nanti.

Saya kira, walaupun tampak dukungan parpol mengarah lebih besar kepada calon incumbent, Joko Widodo, namun secara resmi mereka belum tegas mendeklarasikannya.

Dinamika politik jelang Pilpres tentu saja dapat dikalkulasikan secara politik dari hasil kemenangan kandidat masing-masing parpol di Pilkada Jawa yang mungkin saja bisa berubah tergantung dari kesepakatan parpol pendukung.

Bukan sesuatu hal yang menentukan, bahwa dominasi parpol besar dalam sistem politik akan linier dengan kemenangan kandidat yang nanti diusungnya pada Pilpres 2019.

Melihat dari dinamika Pilkada di wilayah Jawa, suara rakyat sepertinya tak mencerminkan seutuhnya kekuatan sebuah parpol, tetapi kecerdasan dan keyakinan kognitif para pemilihlah sesungguhnya yang pada akhirnya paling menentukan.

Rakyat sepertinya sudah bosan dengan berbagai agitasi politik, janji-janji kampanye yang tak rasional, atau ajakan-ajakan memilih berdasarkan preferensi agama atau keyakinan tertentu.

Ekspektasi terbesar mereka saat ini adalah bagaimana waktu 5 menit berada di bilik suara akan berdampak besar pada 5 tahun ke depannya.

Salah memilih adalah "derita" bagi mereka dan keterpilihan para pemimpin pada akhirnya adalah selaras dengan harapan masyarakat.   

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun