Mohon tunggu...
Syahirul Alim
Syahirul Alim Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Lepas, Penceramah, dan Akademisi

Penulis lepas, Pemerhati Masalah Sosial-Politik-Agama, Tinggal di Tangerang Selatan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Merubah yang Potensial Menjadi Aktual

18 April 2018   16:58 Diperbarui: 18 April 2018   17:03 959
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Tidak hanya itu, tragedi-tragedi kemanusiaan akibat orang-orang kafir dan munafik di zaman Nabi, tak ubahnya tragedi belakangan ini, mengumbar retorika dengan keberpihakan kepada hawa nafsu: banyak bicara, tenggelam dalam pembicaraan yang bathil, berkata keji, mengumpat, melaknat, memfitnah, ghibah, memuji secara berlebihan dan lain sebagainya.

Tepat sekali disaat Imam Al-Ghazali menyebut adab sebagai prasyarat bagi keimanan dan ketauhidan. Karena baginya, keimanan merupakan tuntunan yang menghendaki syari'at dan syari'at sendiri merupakan tuntunan yang menghendaki adanya pendidikan (adab). 

Bagaimana seseorang mengaku sebagai pembela syari'at sedangkan disisi lain dirinya tak mencerminkan sikap beradab? Orang-orang yang mendapatkan didikan-didikan (adab), maka Allah akan menerangi hatinya dengan ma'rifat yang tentu saja akan melahirkan potensi-potensi kebaikan yang selalu diaktualisasikan dalam kehidupannya sehari-hari. 

Itulah kenapa, iman bukan sekadar meyakini, tetapi meyelaraskan antara perkataan dan perbuatan. Adab akan menuntun setiap orang menyelaraskan antara ucapan dan perbuatannya, sehingga seluruh potensi yang ada dalam dirinya diaktualisasikan menjadi buah akhlaq yang terus tumbuh menjadi kenikmatan yang setiap saat lezat disantap, menyenangkan dan pasti membahagiakan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun