Namun demikian, sebagai masyarakat yang agamis, sudah tentu kita dituntut untuk dapat lebih objektif dalam menilai orang lain, berdasarkan sikap dan nilai-nilai moralitas yang dianut. Kita sudah berada dalam era pasca-kebenaran, karena fakta emosional lebih banyak mendorong seseorang untuk melakukan penilaian kepada pihak lain daripada fakta objektif yang dilihatnya.Â
Biarlah Anas dengan "tiang Monas"nya dan Setnov dengan "tiang listrik"nya, toh pada akhirnya mereka mempertanggungjawabkan segala perbuatannya dihadapan hukum. Walaupun kita seringkali disuguhi soal "dagelan politik", namun cara pandang kita haruslah tetap objektif. Jangan sampai Setnov kemudian "bermubahalah" seperti yang dilakukan Buni Yani karena mempertahankan "kesalahannya", mari kita doakan dan jangan saling melaknat, karena itulah nilai-nilai abadi yang senantiasa disemai dalam pribadi bangsa ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H