Padahal ukuran sebuah ibadah apapun, termasuk Haji tidaklah semata bersifat fisik-material, tetapi jauh dari itu, Haji merupakan ibadah spiritual dalam rangka mengejar kesalehan dan kemanfaatan yang lebih bernilai di mata Tuhan, tidak diukur dalam wilayah kemanusiaan.
Bagi saya, banyaknya masyarakat Muslim yang berkeinginan melaksanakan Haji di Indonesia tidaklah linier dengan meningkatnya kesalehan secara individual. Tetapi lebih banyak didorong oleh hal-hal keduniaan yang memunculkan fenomena keagamaan yang pada akhirnya “semu” bahkan “palsu”. Tidak sedikit orang yang mengejar prestise untuk berhaji karena desakan kultur: penerimaan mereka secara sosial dalam masyarakat dan dianggap sebagai “kelas baru” dalam strata sosial karena gelar yang kemudian disematkan oleh masyarakat kepada mereka.
Hal ini bisa dibuktikan oleh banyaknya mereka yang rela membayar lebih untuk tidak mengantri ketika berkeinginan melaksanakan ibadah Haji. Travel-travel yang secara resmi mengurus Haji pun pada akhirnya berlomba-lomba melakukan transaksi kuota dengan pihak pemerintah demi mendapatkan keuntungan. Haji seakan-akan memberikan gambaran fenomena keduniaan yang bersifat keuntungan materi, padahal Haji adalah ibadah individual yang menghasilkan keuntungan spiritual bagi yang melaksanakannya.
Wallahu a’lam bisshawab
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI