Kebahagiaan ketiga adalah meningkatnya pengguna jasa pada sektor transportasi. Sektor tansportasi justru dinilai paling banyak mendatangkan keuntungan, karena bisa terus digunakan masyarakat bahkan setelah melewati bulan Ramadhan. Salah satu bagian terpenting yang melekat pada semua moda transportasi adalah bahan bakar. Kita bisa menyaksikan betapa terus meningkatnya persentase masyarakat pengguna jasa transportasi setiap tahunnya dan itu terjadi di bulan Ramadhan.
Budaya mudik yang ada dalam masyarakat Indonesia telah menjadi sebuah kebahagiaan tersendiri dan menjadi kebahagiaan yang tak terhingga bagi para pengusaha moda transportasi sekaligus bagi para produsen bahan bakar. Jasa transportasi selama Ramadhan tidak pernah ada laporan yang dirugikan yang ada malah selalu kurang memberikan layanan kepada masyarakat akibat kekurangan stok alat transportasi yang tersedia.
Kebahagiaan keempat Ramadhan juga merambah para pengelola media elektronik, seperti TV. Mengutip dari data yang dikeluarkan AC Nielsen, terdapat peningkatan pemirsa TV hingga tiga kali lipat selama Ramadhan. Dan para pengelola TV mengatur jam tayang prima pada jam-jam menjelang berbuka puasa dan saat sahur, sehingga meningkatkan jumlah iklan yang menambah pundi-pundi keuntungan yang diraih oleh para pengelola TV.
Umat Muslim juga merasakan kebahagiaan yang tak terhingga, terutama disaat berbuka puasa sambil menikmati acara-acara TV Islami yang banyak ditawarkan secara khusus sebagai persembahan prima dari berbagai saluran TV yang tersedia. Memang harus diakui, TV menjadi media yang sangat efektif membentuk kebahagiaan selama Ramadhan, tidak hanya kepada pemirsanya atau kepada mereka yang menjalankan ibadah puasa, tetapi juga para pengusaha iklan, produsen barang-barang kebutuhan hidup serta pengelola TV sendiri. Kebahagiaan seperti ini memang jarang diraih diluar bulan Ramadhan.
Jadi, memang kita harus akui, Ramadhan adalah bulan yang paling mudah diidentifikasi sebagai bulan yang berhasil secara rata-rata meningkatkan kebahagiaan banyak orang.
Meskipun Ramadhan bulan diwajibkannya berpuasa bagi umat Muslim, tetapi puasa tidak diiringi oleh menurunnya kadar produktivitas atau menurunnya daya beli masyarakat. “if they are not buying, they ate giving”, demikian ungkap Mudassar Ahmed ketika mengomentari Ramadhan. Memang, mereka bisa saja tidak membeli pada saat Ramadhan, tetapi mereka tetap mengeluarkan uang untuk memberi. Pada kenyataannya, semua elemen masyarakat menikmati kebahagiaan di bulan suci ini.
Wallahu a’lam bisshawab