Pendahuluan
Utang adalah persoalan menarik yang selalu menjadi perbincangan hangat di kalangan masyarakat. Utang pribadi antara masyarakat dengan masyarakat lainnya saja menjadi perbincangan hangat apalagi kalau utang negara. Malah menjadi perbincangan panas. Pernahkah Anda berpikir kenapa Indonesia tidak mencetak uang sebanyak-banyakanya untuk membayar utang luar negeri? Jawabannya karena tidak bisa sembarang negara dapat mencetak uang. Pemerintah Indonesia tidak mencetak uang sebanyak-banyaknya untuk membayar utang luar negeri (ULN). Salah satu hak negara adalah memiliki monopoli dalam mencetak uang. Menurut buku "Keuangan Negara" oleh Pandapotan Ritonga, S.E., M.Si, negara adalah satu-satunya lembaga yang berhak mencetak uang, dan ini dilakukan oleh bank sentral di setiap negara.
Di Indonesia, Bank Indonesia (BI) adalah lembaga yang menerbitkan uang Rupiah, termasuk uang kertas dan logam. Dalam proses mencetak uang, BI menggunakan unsur pengaman dan teknologi terkini untuk menjaga kualitas dan keamanan Rupiah, sehingga uang ini mudah dikenali dan sulit dipalsukan. Mencetak uang juga menjadi sumber transaksi dan pembiayaan negara. Hutang-hutang itu harus dibayar dengan uang. Tapi, dalam konsep ekonomi makro, kondisinya tidak akan semudah itu. Apa alasan pemerintah memerlukan utang luar negeri tersebut? Alasan yang paling utama adalah pemerintah menggunakan utang luar negeri untuk mendanai proyek-proyek pembangunan. Proyek-proek tersebut sangat penting bagi pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.
Rumusan Masalah
Mengapa pemerintah Indonesia tidak mencetak uang sebanyak-banyaknya untuk membayar utang luar negeri? Apakah pemerintah tidak memiliki pilihan lain? Berikut beberapa alasan yang menjawab pertanyaan tersebut.
Pembahasan
Pemerintah Indonesia tidak mencetak uang sebanyak-banyaknya untuk membayar hutang negara karena dapat menyebabkan dampak bagi negara, seperti:
- Nilai Mata Uang Akan Turun:
Pencetakan uang dalam jumlah besar dapat menyebabkan nilai uang itu sendiri akan turun. Banyaknya uang yang beredar tidak diikuti dengan semakin banyaknya barang di pasar, maka harga barang akan menjadi mahal. Sehingga, nilai uang yang sudah dicetak banyak justru turun bahkan jadi tidak bernilai lagi.
- Menyebabkan Inflasi:
Banyaknya uang yang beredar di suatu negara akan memunculkan inflasi. Pengertian inflasi adalah kenaikan harga barang atau jasa, yang menyebabkan daya beli uang menurun. Jika pemerintah terlalu banyak mencetak uang maka harga produk akan semakin cepat naik. Kenaikan harga ini terjadi pada sebagian besar barang dan jasa, secara terus menerus atau dalam kurun waktu tertentu.
Itu adalah jawaban penyebab kenapa negara tidak mencetak uang sebanyak-banyaknya. Bukannya malah terbebas dari kemiskinan, pencetakan uang yang banyak dan tak terkendali, justru akan membuat utang negara bertambah hingga terjadinya inflasi. Lalu apa pilihan jalan lain yang diambil oleh pemerintah untuk membayar hutang negara?
1. Peningkatan Penerimaan Negara
- Meningkatkan penerimaan pajak dan pengelolaan sumber daya alam untuk meningkatkan pendapatan negara.
- Memperbaiki sistem perpajakan untuk memastikan bahwa pajak yang dikenakan adil dan efisien.
2. Meningkatkan Investasi
- Meningkatkan iklim investasi untuk menarik investasi asing langsung.
- Mengembangkan berbagai kebijakan yang mendukung sektor-sektor yang memiliki potensi pertumbuhan ekonomi.
3. Meningkatkan Kerja Sama Internasional
Berkolaborasi dengan lembaga-lembaga internasional untuk mendapatkan dukungan finansial dan teknis.
- Melibatkan diri dalam program-program bantuan internasional yang dapat membantu mengatasi masalah utang.
4. Fokus pada Pembangunan Berkelanjutan
- Mengarahkan sumber daya ke proyek-proyek pembangunan berkelanjutan yang dapat memberikan manfaat jangka panjang.
- Menerapkan kebijakan yang mempertimbangkan dampak lingkungan dan sosial dari proyek-proyek pembangunan.
Kombinasi dari beberapa strategi ini dapat disesuaikan dengan kondisi ekonomi dan keuangan masing-masing negara.
Tujuan
Tujuan dari artikel ini adalah untuk menjelaskan mengapa pemerintah Indonesia tidak mencetak uang sebanyak-banyaknya untuk membayar utang luar negeri. Karena di indonesia sendiri terdapat ancaman inflasi dan kekacauan ekonomi yang serius dan sulit untuk diatasi.
Kesimpulan
Pemerintah Indonesia tidak mencetak uang sebanyak-banyaknya untuk membayar utang luar negeri karena peredaran uang terlalu banyak dapat mempengaruhi banyak hal, seperti impor menjadi lebih mahal, biaya hidup meningkat, dan daya beli masyarakat menurun. Pemerintah lebih memilih jalan lain untuk mengelola utang dan memastikan stabilitas perekonomian. Dengan demikian, pemerintah Indonesia terus memperkuat koordinasi dalam pemantauan perkembangan ULN dan menerapkan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H