Setiap perusahaan pasti menghadapi tantangan dalam mengelola aktiva (aset) mereka, baik itu aktiva lancar, investasi jangka panjang, aktiva tetap, atau aktiva tetap tak berwujud. Permasalahan pada masing-masing jenis aktiva ini dapat berdampak pada kinerja keuangan dan operasi perusahaan. Berikut adalah penjelasan mengenai langkah-langkah yang harus dilakukan perusahaan ketika menghadapi masalah pada setiap kategori aktiva ini:
1. Aktiva Lancar
- Permasalahan: Aktiva lancar meliputi kas, piutang, dan persediaan yang mudah dicairkan dalam waktu dekat. Permasalahan pada aktiva lancar sering kali terjadi jika perusahaan mengalami kesulitan dalam mengelola kas atau piutang yang sulit tertagih.
- Langkah yang Dapat Dilakukan:
- Manajemen Kas yang Lebih Baik: Perusahaan perlu memperbaiki pengelolaan kas dengan membuat proyeksi arus kas yang lebih akurat dan mempercepat penerimaan kas melalui kebijakan penagihan yang lebih ketat.
- Pengelolaan Piutang yang Lebih Efektif: Jika masalah terletak pada piutang yang macet, perusahaan dapat melakukan penagihan secara intensif atau bahkan menjual piutang tersebut kepada pihak ketiga (factoring) untuk memperoleh kas segera.
- Pengelolaan Persediaan: Jika ada kelebihan persediaan yang tidak terpakai, perusahaan dapat mengurangi jumlah persediaan dengan diskon atau menjual produk yang kurang laku.
- Contoh: Misalnya, perusahaan yang memiliki piutang yang menumpuk dan tidak dapat ditagih dengan mudah. Perusahaan bisa mengurangi jumlah piutang dengan menjualnya ke perusahaan factoring yang bisa segera memberikan pembayaran.
2. Investasi Jangka Panjang
- Permasalahan: Investasi jangka panjang termasuk saham, obligasi, dan aset lainnya yang diharapkan memberikan imbal hasil dalam waktu lama. Masalah dapat timbul jika nilai investasi ini turun atau tidak memberikan keuntungan yang diharapkan.
- Langkah yang Dapat Dilakukan:
- Evaluasi Kinerja Investasi: Perusahaan harus memantau kinerja investasi mereka secara berkala. Jika investasi tersebut menunjukkan penurunan yang signifikan, mungkin sudah saatnya untuk menjual atau mengalihkan investasi ke instrumen yang lebih menguntungkan.
- Diversifikasi Portofolio: Untuk mengurangi risiko, perusahaan bisa mendiversifikasikan portofolio investasinya ke berbagai sektor atau instrumen investasi.
- Contoh: Jika perusahaan memiliki investasi saham di sektor yang terkena dampak resesi ekonomi, mereka bisa memutuskan untuk menjual saham tersebut dan mengalihkan dana ke investasi yang lebih aman, seperti obligasi pemerintah.
3. Aktiva Tetap
- Permasalahan: Aktiva tetap meliputi properti, pabrik, dan peralatan yang digunakan dalam operasi perusahaan. Permasalahan pada aktiva tetap bisa berupa kerusakan atau keusangan aset yang mengurangi nilai atau kegunaan operasionalnya.
- Langkah yang Dapat Dilakukan:
- Pemeliharaan dan Perawatan: Agar aktiva tetap dapat bertahan dalam jangka panjang, perusahaan harus melakukan pemeliharaan rutin dan perbaikan pada aset tetap yang mengalami kerusakan atau penurunan nilai.
- Investasi Ulang: Jika peralatan atau gedung sudah usang, perusahaan harus mempertimbangkan untuk mengganti atau memperbarui aktiva tetap dengan membeli peralatan baru yang lebih efisien.
- Contoh: Jika mesin produksi perusahaan sering rusak dan membutuhkan biaya pemeliharaan yang tinggi, perusahaan bisa memutuskan untuk membeli mesin baru yang lebih efisien dan mengurangi biaya perawatan.
4. Aktiva Tetap Tak Berwujud
- Permasalahan: Aktiva tetap tak berwujud seperti hak paten, merek dagang, dan goodwill dapat mengalami penurunan nilai jika perusahaan tidak menjaga reputasi merek atau hak kekayaan intelektual mereka.
- Langkah yang Dapat Dilakukan:
- Penilaian Ulang Nilai Aktiva: Perusahaan harus menilai kembali nilai aktiva tak berwujud, apakah ada indikasi penurunan nilai (impairment). Jika ada, perusahaan perlu melakukan penurunan nilai (write-off) pada laporan keuangan.
- Peningkatan Reputasi Merek: Untuk meningkatkan nilai merek dan goodwill, perusahaan bisa meningkatkan kualitas produk atau layanan, serta melakukan pemasaran yang lebih agresif.
- Contoh: Jika perusahaan memiliki merek dagang yang sudah mulai dikenal masyarakat, namun ada masalah reputasi yang dapat menurunkan nilai merek, perusahaan perlu melakukan kampanye pemasaran atau rebranding untuk memperbaiki citra merek tersebut.
Sumber Referensi:
- Warren, C.S., Reeve, J.M., & Duchac, J.E. (2018). Accounting, 27th Edition. Cengage Learning.
- Healy, P.M., & Palepu, K.G. (2012). Business Analysis & Valuation: Using Financial Statements, 5th Edition. South-Western Cengage Learning.
- Hendriksen, E.S., & Breda, M.F.V. (2001). Accounting Theory, 5th Edition. McGraw-Hill.
- Investopedia. (2023). How to Manage Short-Term and Long-Term Investments. Retrieved from https://www.investopedia.com.
Mengapa aktiva selalu diawal dengan kas?
Aktiva selalu diawali dengan kas dalam laporan keuangan karena kas merupakan aset yang paling likuid dan penting bagi perusahaan. Kas adalah uang tunai yang bisa langsung digunakan untuk operasional sehari-hari atau untuk memenuhi kewajiban keuangan. Selain itu, kas juga mencerminkan sejauh mana perusahaan memiliki sumber daya yang siap digunakan, yang sangat penting dalam pengambilan keputusan keuangan.
Penjelasan lebih lanjut:
- Kas sebagai Aset yang Paling Likuid: Kas adalah bentuk aset yang paling mudah dan cepat digunakan dibandingkan dengan aset lainnya seperti persediaan atau piutang. Dengan kas, perusahaan bisa membayar utang, membeli barang, atau berinvestasi.
- Pengelolaan Kas Penting untuk Kelangsungan Usaha: Sebagian besar transaksi yang terjadi dalam perusahaan, baik itu pembayaran gaji, pembelian barang, atau pembayaran utang, seringkali dilakukan menggunakan kas. Oleh karena itu, kas ditempatkan di posisi teratas dalam laporan neraca.
Contoh:
Misalnya, sebuah perusahaan baru saja menerima pembayaran dari pelanggan sebesar Rp 10.000.000. Pembayaran ini langsung dicatat dalam kas. Setelah itu, perusahaan menggunakan kas tersebut untuk membayar utang, membeli bahan baku, dan sebagainya. Kas ini akan tercatat sebagai bagian dari aktiva lancar dan merupakan yang pertama dicatat karena sifatnya yang mudah diakses dan digunakan.