Keunggulan pendekatan ini meliputi:
- Fokus pada Validitas Ilmiah: Penelitian lebih berbasis data dan fakta sehingga memenuhi standar akademik internasional.
- Mendorong Inovasi: Mahasiswa diberi kebebasan untuk mengeksplorasi temuan baru tanpa terlalu dibatasi oleh kerangka normatif.
Namun, pendekatan ini juga memiliki kelemahan. Ayat Al-Qur'an sering kali hanya ditempatkan sebagai pelengkap atau "justifikasi" belakangan, sehingga esensi integrasi menjadi kurang kuat. Selain itu, pendekatan ini dapat dianggap memprioritaskan sains di atas agama.
Implikasi Pedagogis dan Praktis
Perbedaan pendekatan ini memiliki implikasi yang signifikan terhadap proses bimbingan akademik. Dosen yang lebih condong pada pendekatan agama mendahului sains cenderung lebih normatif dalam membimbing mahasiswa, sementara dosen yang mendukung pendekatan sains mendahului agama lebih fleksibel dalam memberikan ruang eksplorasi ilmiah. Kedua pendekatan ini sering kali menciptakan perdebatan, terutama ketika mahasiswa merasa kesulitan memenuhi ekspektasi dosen yang berbeda.
Selain itu, perbedaan pendekatan ini juga memengaruhi struktur skripsi. Dalam beberapa kasus, mahasiswa diminta untuk menempatkan ayat Al-Qur'an sebagai pembuka di bab 1, sementara dalam kasus lain, ayat baru muncul di bagian pembahasan atau penutup.
Menuju Integrasi yang Seimbang
Untuk menjembatani perbedaan ini, diperlukan pendekatan integrasi yang seimbang. Berikut beberapa rekomendasi yang dapat diterapkan:
Panduan Penulisan Standar: UIN Malang dapat menyusun pedoman penulisan akademik yang mengatur secara jelas tentang penempatan ayat Al-Qur'an dalam penelitian. Pedoman ini harus fleksibel namun tetap menegaskan prinsip integrasi.
Diskusi Interdisipliner: Dosen dari berbagai latar belakang ilmu dapat dilibatkan dalam diskusi rutin untuk menyelaraskan pemahaman tentang konsep integrasi Islam dan sains. Hal ini penting untuk mengurangi perbedaan pandangan yang tajam.
Peningkatan Kapasitas Mahasiswa: Mahasiswa perlu dilatih untuk memahami tafsir Al-Qur'an dan metodologi penelitian ilmiah secara mendalam. Pelatihan ini akan membantu mereka mengintegrasikan keduanya tanpa terjebak dalam pencocokan paksa.
Kolaborasi Riset: Penelitian kolaboratif antara dosen dari bidang keislaman dan sains dapat menjadi model yang baik untuk menunjukkan bagaimana integrasi dapat dilakukan secara efektif.
***
Integrasi Islam dan sains di UIN Malang adalah upaya mulia untuk menyatukan wahyu dan akal sebagai sumber pengetahuan. Namun, perdebatan tentang penempatan ayat Al-Qur'an dalam penelitian mencerminkan tantangan filosofis dan praktis yang perlu diatasi. Dengan pendekatan yang seimbang dan kolaboratif, institusi ini dapat menjadi pelopor dalam menunjukkan bagaimana Islam dan sains dapat saling melengkapi untuk kemaslahatan umat manusia. Pada akhirnya, tujuan utama dari integrasi ini adalah menciptakan ilmuwan yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga kuat dalam nilai-nilai spiritual.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI