Mohon tunggu...
Syahiduz Zaman
Syahiduz Zaman Mohon Tunggu... Dosen - UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Penyuka permainan bahasa, logika dan berpikir lateral, seorang dosen dan peneliti, pemerhati masalah-masalah pendidikan, juga pengamat politik.

Selanjutnya

Tutup

Humor Pilihan

Buku yang Ribut karena Terjemahan

20 Januari 2025   22:45 Diperbarui: 20 Januari 2025   20:21 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi buku-buku terjemahan. (Dibuat dengan Bing AI Image Creator)

Di sebuah toko buku kecil di pinggiran kota, berdirilah sebuah rak yang penuh dengan buku-buku baru. Salah satunya adalah buku hasil terjemahan karya terkenal dari Prancis berjudul "Les toiles Dansant" yang diterjemahkan menjadi "Bintang-Bintang Joget". Buku ini, meskipun terlihat keren di luar, ternyata memiliki cerita yang berbeda di dalam.

Malam hari, saat toko sepi dan penjaga toko terlelap, terdengarlah suara ribut dari arah rak buku.

"Apa-apaan ini?! Aku adalah karya seni penuh makna tentang bintang dan eksistensialisme. Tapi kalian malah menerjemahkanku jadi panduan untuk nge-dangdut di bawah langit malam!" teriak Bintang-Bintang Joget dengan suara berat, seperti aktor teater yang kesal.

Buku di sebelahnya, novel horor berjudul "Bayangan di Balik Cermin", mencoba menenangkan. "Sudahlah, paling pembaca juga nggak paham. Mereka cuma baca sinopsis, foto-foto buat Instagram, terus pulang."

Namun, Bintang-Bintang Joget tidak terima. "Lihat kalimat ini! Di versi asliku, tertulis, 'Bintang adalah saksi diam yang mengawasi semesta.' Tapi di sini jadi, 'Bintang adalah lampu disko yang ngajak kamu joget sampai pagi!' Apa-apaan?! Ini menghancurkan reputasiku!"

Buku sebelahnya, sebuah ensiklopedia dinosaurus, ikut menyela, "Kamu nggak sendirian, Sobat. Aku ditulis sebagai 'Ensiklopedia Dino' untuk anak-anak. Tapi si penerjemah malah bikin catatan kaki di setiap halaman, isinya teori konspirasi soal dinosaurus masih hidup dan tinggal di Bali!"

Situasi makin memanas. Buku puisi ikut mengeluh. "Aku juga! Puisiku yang indah tentang hujan diterjemahkan jadi, 'Hujan adalah alasan untuk mager seharian.' Ini pelecehan sastra!"

Rak buku itu makin ribut. Buku-buku saling mengeluh soal terjemahan yang asal-asalan. Ada yang marah karena kovernya terlalu norak, ada yang kecewa karena bab terakhirnya dipotong karena dianggap tidak relevan.

Di sudut rak, buku motivasi berjudul "Semangat 24 Jam" mencoba menengahi. "Hei, hei, semua santai dulu! Kita ini harus menerima diri kita apa adanya, walau penerjemah kita mungkin belum tidur tiga malam. Bukankah lebih baik diterjemahkan daripada tidak dikenal sama sekali?"

Bintang-Bintang Joget malah tambah marah. "Itu ucapan klise! Kalau aku tahu begini jadinya, aku lebih baik tetap di rak-rak Paris dan tidak usah dijual di sini!"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun