Mohon tunggu...
Syahiduz Zaman
Syahiduz Zaman Mohon Tunggu... Dosen - UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Penyuka permainan bahasa, logika dan berpikir lateral, seorang dosen dan peneliti, pemerhati masalah-masalah pendidikan, juga pengamat politik.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Mengkiritisi Artikel "Boikot Pemberitaan: Solusi atau Bumerang untuk Media Massa?" dari Perspektif Critical Discourse Analysis

18 Januari 2025   10:29 Diperbarui: 18 Januari 2025   11:25 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pendekatan yang lebih kritis akan mengeksplorasi bagaimana media dapat menyeimbangkan antara kepentingan ekonomi dan tanggung jawab etis. CDA mendorong media untuk tidak hanya menjadi penyampai berita, tetapi juga agen perubahan sosial yang mempromosikan wacana inklusif dan kritis.

Simpulan: Kritik dan Rekomendasi

Artikel "Boikot Pemberitaan: Solusi atau Bumerang untuk Media Massa?" menyajikan refleksi awal yang menarik, tetapi kurang mendalam dalam menganalisis relasi kekuasaan, ideologi, dan dampak sosial dari praktik boikot. Dari perspektif CDA, berikut adalah rekomendasi untuk memperkuat analisis:

  1. Framing dan Representasi: Analisis lebih dalam tentang bagaimana Bung Towel direpresentasikan dalam media dan bagaimana ini menciptakan wacana tertentu.
  2. Ideologi Media: Eksplorasi relasi kekuasaan antara media, institusi sepak bola, dan publik, serta bagaimana keputusan media mencerminkan kepentingan ideologis dan ekonomis.
  3. Hak Publik: Penekanan pada dampak boikot terhadap akses informasi masyarakat dan keberagaman wacana dalam ruang publik.
  4. Dinamika Digital: Analisis tentang bagaimana platform digital memengaruhi distribusi dan amplifikasi informasi, serta implikasinya bagi kekuasaan media tradisional.
  5. Etika Jurnalistik: Kajian tentang bagaimana media dapat menavigasi dilema antara sensasionalisme dan jurnalisme informatif dengan tetap mempertahankan tanggung jawab sosialnya.

Dengan pendekatan CDA yang lebih komprehensif, artikel ini dapat memberikan kontribusi yang lebih signifikan terhadap pemahaman tentang peran media dalam membentuk wacana publik di Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun