Mohon tunggu...
Syahiduz Zaman
Syahiduz Zaman Mohon Tunggu... Dosen - UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Penyuka permainan bahasa, logika dan berpikir lateral, seorang dosen dan peneliti, pemerhati masalah-masalah pendidikan, juga pengamat politik.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Boikot Pemberitaan: Solusi atau Bumerang untuk Media Massa?

18 Januari 2025   06:30 Diperbarui: 18 Januari 2025   06:15 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tommy Welly yang akrab disapa Bung Towel saat ditemui di SPKT Polda Metro Jaya, Jakarta, Jumat (17/1/2025). (Sumber: ANTARA/Ilham Kausar/aa)

Di sinilah pentingnya transparansi. Jika media memutuskan untuk tidak memberitakan sesuatu, sebaiknya mereka memberikan alasan yang jelas kepada publik. Ini bukan hanya soal menjaga kredibilitas, tetapi juga menghormati hak pembaca untuk mendapatkan informasi yang relevan.

Boikot sebagai Bumerang

Mari kita bicara realitas. Dalam dunia digital saat ini, informasi mengalir seperti air. Jika satu media memutuskan untuk memboikot berita, media lain akan dengan senang hati mengambil peluang itu. Hasilnya? Media yang memboikot justru kehilangan audiens, sementara media yang memberitakan mendapat keuntungan.

Selain itu, ada fenomena yang disebut Streisand Effect. Ketika sesuatu sengaja disembunyikan, orang malah semakin penasaran. Dengan memboikot Bung Towel, media massa mungkin tanpa sadar justru memperbesar perhatian publik terhadapnya.

Bijak dalam Mengelola Informasi

Pada akhirnya, keputusan untuk memboikot pemberitaan adalah hak setiap media. Namun, media juga harus memahami konsekuensi dari keputusan tersebut, baik dari segi ekonomi, etika, maupun dampaknya pada masyarakat. Dalam kasus Bung Towel, mungkin yang dibutuhkan bukanlah boikot, tetapi pendekatan jurnalistik yang lebih kreatif dan edukatif.

Sebagai penulis opini, saya hanya bisa berharap bahwa media massa Indonesia terus belajar untuk menyeimbangkan idealisme jurnalistik dengan tuntutan industri. Karena, seperti kata pepatah, "Informasi adalah kekuatan." Dan siapa yang memegang kendali atas informasi, memegang kendali atas masyarakat.

Bravo Timnas Indonesia, dan selamat berpikir kritis, kawan-kawan media!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun