Mohon tunggu...
Syahiduz Zaman
Syahiduz Zaman Mohon Tunggu... Dosen - UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Penyuka permainan bahasa, logika dan berpikir lateral, seorang dosen dan peneliti, pemerhati masalah-masalah pendidikan, juga pengamat politik.

Selanjutnya

Tutup

Surabaya Pilihan

Tak Ada Krisis Transportasi di Surabaya dan Jawa Timur

17 Januari 2025   09:05 Diperbarui: 17 Januari 2025   07:25 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suroboyo Bus diparkir di halaman Balai Kota Surabaya. (Dok. Pemkot Surabaya) 

Belakangan ini, isu tentang "krisis transportasi" di Surabaya dan Jawa Timur cukup ramai dibicarakan. Katanya, transportasi publik di kawasan ini kurang memadai, tidak terintegrasi, atau bahkan ada yang menyebut sedang dalam "krisis." Namun, mari kita bahas ini dengan santai (biar enggak tegang). Apakah benar kita sedang di ambang "kiamat transportasi"?

Layanan Transportasi yang Ada: Bukan Kaleng-Kaleng

Sebagai pengamat transportasi yang kebetulan juga suka makan nasi rawon di warung pinggir jalan, saya ingin menegaskan bahwa layanan transportasi di Surabaya dan Jawa Timur tidak buruk, bahkan cenderung membanggakan. Contohnya, Trans Jatim sudah hadir sebagai bus rapid transit (BRT) yang melayani rute antarkota seperti Sidoarjo, Gresik, dan Mojokerto. Ini jelas kemajuan signifikan.

Belum lagi, Surabaya punya layanan bus sekolah gratis untuk pelajar. Kalau zaman saya dulu, transportasi sekolah itu ya jalan kaki atau naik sepeda. Jadi, kalau ada yang bilang layanan transportasi saat ini "krisis," sepertinya mereka lupa bahwa kita sudah jauh lebih baik dibandingkan masa lampau. Bayangkan kalau harus jalan kaki dari Bangkalan ke Surabaya? Wah, bisa jadi atlet marathon dadakan!

Suroboyo Bus diparkir di halaman Balai Kota Surabaya. (Dok. Pemkot Surabaya) 
Suroboyo Bus diparkir di halaman Balai Kota Surabaya. (Dok. Pemkot Surabaya) 

Transportasi di Jawa Timur: Macam-Macam dan Manfaatnya

Jawa Timur juga punya kereta api yang cukup ciamik. Rute seperti Surabaya-Malang atau Surabaya-Banyuwangi adalah bukti nyata bahwa kereta api masih menjadi tulang punggung transportasi. Selain itu, kereta api lokal seperti Komuter Surabaya-Lamongan terus beroperasi dan diminati masyarakat. Tambah lagi, ada rencana untuk mengembangkan MRT dan LRT di kawasan Gerbangkertasusila Plus (Surabaya dan sekitarnya). Kalau ini terealisasi, wah, makin top markotop!

Di sisi lain, moda transportasi tradisional seperti becak dan angkot tetap ada. Oke, mungkin jumlah mereka berkurang karena persaingan dengan ojek online, tapi bukankah ini menunjukkan adaptasi yang luar biasa? Kita tidak lagi tergantung pada moda transportasi konvensional saja.

Bus Trans Jatim Koridor IV. (Sumber: Kompas.com)
Bus Trans Jatim Koridor IV. (Sumber: Kompas.com)

Mengapa Disebut Krisis? (Dan Kenapa Saya Tidak Setuju)

Salah satu alasan kenapa orang menganggap ada "krisis" adalah karena tingkat keterisian transportasi publik masih rendah. Tapi, mari kita jujur: ini bukan berarti sistemnya buruk, melainkan budaya kita yang belum sepenuhnya beralih dari kendaraan pribadi ke transportasi umum.

Saya kasih analogi sederhana: kalau kita punya warung makan baru tapi orang-orang masih masak sendiri di rumah, apakah ini berarti warungnya buruk? Tidak, kan? Sama halnya dengan transportasi publik. Tantangannya adalah bagaimana membuat masyarakat lebih tertarik naik bus atau kereta daripada mengendarai motor atau mobil sendiri.

Bus Trans Jatim Koridor V. (Sumber: DOKUMENTASI DISHUB JATIM)
Bus Trans Jatim Koridor V. (Sumber: DOKUMENTASI DISHUB JATIM)

Pemerintah Sudah Bekerja Keras

Jangan lupa, pemerintah Jawa Timur sudah melakukan banyak hal untuk meningkatkan transportasi publik. Contohnya, tarif Trans Jatim sangat terjangkau, hanya Rp 5.000 untuk penumpang umum dan Rp 2.500 untuk pelajar. Dengan harga segitu, apa lagi yang kurang? Kalau ada yang bilang mahal, coba hitung lagi berapa biaya bensin dan parkir kalau naik kendaraan pribadi.

Selain itu, rencana besar seperti pembangunan MRT dan LRT akan menjadi game changer. Memang, proyek sebesar ini membutuhkan waktu, tapi lebih baik memulai daripada hanya mengeluh, kan? Kalau kita terus bersabar, hasilnya pasti akan kita nikmati bersama.

Ayo Ubah Mindset Kita!

Daripada terus-terusan mencari kekurangan, kenapa kita tidak mulai mengapresiasi apa yang sudah ada? Kalau kita mau berpikir positif, sebenarnya transportasi di Surabaya dan Jawa Timur sedang menuju arah yang lebih baik.

Sebagai penutup, mari kita coba naik transportasi publik sesekali. Misalnya, naik Trans Jatim untuk perjalanan pendek, atau kereta api untuk liburan ke Malang. Selain lebih hemat, kita juga ikut mendukung keberlanjutan layanan ini. Kalau kita saja enggan memanfaatkan transportasi publik, siapa lagi yang akan mendukungnya?

Jadi, apakah ada krisis transportasi di Surabaya dan Jawa Timur? Jawabannya: Tidak ada. Yang ada hanyalah tantangan kecil yang pasti bisa diatasi dengan kerja sama antara pemerintah, masyarakat, dan semua pihak terkait. Yuk, kita bikin transportasi publik jadi kebanggaan bersama!

Oh iya, kalau Anda masih ragu, coba saja naik Trans Jatim minggu depan. Siapa tahu, Anda malah ketagihan dan jadi pelanggan setia. Kan seru, tuh!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Surabaya Selengkapnya
Lihat Surabaya Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun