Di media sosial, "pecat" juga sering digunakan secara bercanda. Ketika tim sepak bola kalah, netizen ramai-ramai meneriakkan "pecat pelatih!" walaupun mereka mungkin tidak tahu siapa nama pelatihnya. "Pecat" sudah jadi ungkapan frustrasi kolektif yang entah bagaimana terasa memuaskan.
Antara "Pecat" dan Eufemisme
Namun, ada kalanya "pecat" dianggap terlalu keras, sehingga media mencoba menggunakan kata-kata eufemistik seperti "mengakhiri kerja sama" atau "memutus kontrak." Kedengarannya lebih sopan, tapi kadang malah membingungkan. Misalnya, jika kita membaca, "PSSI mengakhiri kerja sama dengan Shin Tae-yong," orang awam mungkin bertanya-tanya, apakah ini keputusan sepihak? Atau Shin Tae-yong sendiri yang ingin pergi?
Di sinilah "pecat" unggul: tidak ada ambigu. Orang langsung tahu bahwa ini keputusan sepihak, tanpa perlu interpretasi tambahan. Dalam dunia jurnalistik yang mengutamakan kecepatan informasi, kejelasan seperti ini sangat penting.
Ketika "Pecat" Jadi Terkesan Lucu
Sebagai kata yang sering digunakan, "pecat" kadang justru menghadirkan situasi lucu, terutama di media sosial. Bayangkan ada meme yang menampilkan wajah pelatih dengan teks, "Baru kalah dua kali, netizen: Pecat aja!" atau komentar seperti, "PSSI pecat pelatih sebelum sempat mengerti nama pemainnya." Humor seperti ini menunjukkan bagaimana kata "pecat" sudah menjadi bagian dari leksikon sehari-hari kita, terutama di dunia olahraga.
"Pecat" Itu Realistis
Pada akhirnya, kata "pecat" dalam jurnalistik bukanlah sesuatu yang perlu dihindari atau dihaluskan, asalkan digunakan dengan tepat. Kata ini mewakili kenyataan bahwa dalam dunia profesional, ada keputusan sulit yang harus diambil. Dalam kasus Shin Tae-yong, penggunaan kata "pecat" sudah sesuai karena menggambarkan tindakan sepihak dari PSSI.
Sehingga, kata "pecat" tetap memenuhi kaidah objektivitas jurnalistik. "Pecat" adalah kata yang lugas, tetapi tidak selalu menggambarkan cerita lengkap di balik keputusan tersebut. Jadi, sambil menikmati berita, mari kita tetap kritis dan tidak buru-buru menghakimi siapa yang salah atau benar.
Oh, dan satu lagi: kalau Anda membaca berita soal pelatih atau manajer baru, jangan lupa catat tanggalnya. Karena di sepak bola, hari pertama kerja seseorang bisa jadi awal dari hitungan mundur menuju "pecat." Selamat menikmati dramanya!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H