Mohon tunggu...
Syahiduz Zaman
Syahiduz Zaman Mohon Tunggu... Dosen - UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Penyuka permainan bahasa, logika dan berpikir lateral, seorang dosen dan peneliti, pemerhati masalah-masalah pendidikan, juga pengamat politik.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Menilik Rendahnya Kapasitas PLTS Indonesia di Kawasan Asia

6 November 2024   19:30 Diperbarui: 6 November 2024   19:33 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Databoks.katadata.co.id

Infografik di atas menyampaikan sebuah kenyataan pahit: kapasitas pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) Indonesia hanya mencapai 26 megawatt (MW), menjadikan Indonesia sebagai negara dengan kapasitas PLTS terendah ke-5 di Asia. 

Dalam infografik tersebut, Indonesia bahkan tertinggal dari negara-negara yang secara ekonomi dan infrastruktur mungkin jauh lebih terbatas, seperti Palestina, Afghanistan, dan Nepal. Dengan sumber daya alam yang melimpah, seharusnya Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi pemimpin dalam pemanfaatan energi terbarukan, khususnya energi surya. Namun, kenyataan ini justru menunjukkan sebaliknya.

Menelisik Penyebab Rendahnya Kapasitas PLTS Indonesia

Ketika membicarakan isu kapasitas PLTS, kita tak hanya sedang membahas tentang teknologi, tetapi juga tentang kebijakan, regulasi, dan kepedulian pemerintah serta masyarakat terhadap keberlanjutan energi. Rendahnya kapasitas PLTS di Indonesia tak terlepas dari beberapa faktor berikut:

1. Kebijakan Energi yang Belum Optimal

Pemerintah Indonesia memang telah menetapkan target untuk meningkatkan kapasitas energi terbarukan dalam bauran energi nasional. Namun, target ini sering kali terhambat oleh kebijakan yang belum terintegrasi dengan baik di berbagai tingkat pemerintahan. Kebijakan insentif bagi investor dan pengembang PLTS, misalnya, masih sangat terbatas dan cenderung rumit. Tanpa adanya dukungan kebijakan yang jelas dan kuat, investor enggan menanamkan modal pada sektor energi terbarukan, terutama PLTS.

2. Kendala Regulasi dan Biaya

Investasi dalam energi surya memang membutuhkan biaya awal yang cukup tinggi, terutama untuk pembangunan infrastruktur dan instalasi. Di negara-negara yang sudah maju dalam energi terbarukan, pemerintah biasanya memberikan insentif dan subsidi untuk menekan biaya awal ini. Sayangnya, Indonesia belum menerapkan strategi ini secara menyeluruh. Di samping itu, peraturan yang ada juga sering kali berubah-ubah dan tidak konsisten, membuat investor ragu-ragu untuk berkomitmen dalam jangka panjang.

3. Kurangnya Pengetahuan dan Kesadaran Masyarakat

Salah satu hambatan besar dalam pengembangan energi terbarukan di Indonesia adalah minimnya pemahaman masyarakat akan pentingnya energi bersih. Masyarakat yang belum memahami manfaat energi terbarukan cenderung kurang antusias untuk mendukung atau menggunakan energi tersebut. Sosialisasi dari pemerintah maupun organisasi terkait juga masih minim, sehingga banyak masyarakat yang belum teredukasi tentang pentingnya transisi menuju energi bersih.

4. Potensi Energi Surya yang Belum Dimanfaatkan dengan Baik

Indonesia adalah negara yang kaya akan sinar matahari sepanjang tahun, terutama di daerah-daerah dekat garis khatulistiwa. Ironisnya, potensi ini belum dimanfaatkan dengan optimal. Indonesia masih mengandalkan pembangkit listrik berbasis fosil, seperti batubara dan minyak bumi, yang justru berkontribusi pada pencemaran lingkungan dan perubahan iklim.

5. Ketergantungan pada Energi Fosil

Indonesia adalah salah satu produsen batubara terbesar di dunia, dan hal ini menjadi kendala besar dalam pengembangan energi terbarukan. Sebagian besar pembangkit listrik di Indonesia masih menggunakan batubara, yang dianggap lebih murah dan efisien. Namun, ketergantungan ini memiliki dampak jangka panjang yang buruk bagi lingkungan. Transisi menuju energi terbarukan, termasuk PLTS, sering kali terhambat oleh ketergantungan pada industri batubara dan kepentingan ekonomi yang terkait.

Mengapa Peningkatan Kapasitas PLTS Sangat Penting bagi Indonesia?

Meningkatkan kapasitas PLTS di Indonesia bukan hanya soal pencapaian angka-angka dalam statistik, tetapi tentang masa depan bangsa yang lebih hijau dan berkelanjutan. Indonesia menghadapi ancaman serius dari perubahan iklim yang dapat memengaruhi banyak sektor, seperti pertanian, kesehatan, dan kelautan. Peningkatan kapasitas PLTS adalah langkah penting dalam upaya mengurangi emisi karbon dan berkontribusi pada pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG), khususnya SDG 7 (Energi Bersih dan Terjangkau) dan SDG 13 (Penanganan Perubahan Iklim).

Dengan menggunakan energi terbarukan seperti tenaga surya, Indonesia dapat mengurangi ketergantungan pada energi fosil yang tidak ramah lingkungan. PLTS juga memiliki manfaat lain, seperti mengurangi biaya operasional dalam jangka panjang karena energi matahari bersifat gratis dan melimpah. Selain itu, transisi menuju energi bersih akan membuka banyak lapangan pekerjaan baru di sektor teknologi hijau dan mendukung perekonomian nasional.

Apa yang Harus Dilakukan untuk Meningkatkan Kapasitas PLTS?

Untuk mengatasi masalah ini, pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat harus bekerja sama dalam menciptakan lingkungan yang kondusif bagi pengembangan PLTS. Berikut beberapa langkah yang bisa diambil:

1. Peningkatan Insentif dan Subsidi

Pemerintah perlu memberikan insentif yang menarik bagi investor yang ingin mengembangkan energi terbarukan, terutama PLTS. Subsidi untuk instalasi awal, keringanan pajak, atau skema pembiayaan yang fleksibel akan sangat membantu dalam meningkatkan minat investasi.

2. Perbaikan Kebijakan dan Regulasi

Regulasi yang lebih konsisten dan tidak berubah-ubah sangat dibutuhkan untuk menciptakan kepastian bagi investor. Pemerintah harus memastikan bahwa peraturan yang dikeluarkan mendukung pertumbuhan energi terbarukan, bukan malah menghambatnya. Harmonisasi kebijakan di tingkat pusat dan daerah juga penting agar tidak terjadi tumpang tindih regulasi.

3. Peningkatan Kesadaran dan Edukasi Masyarakat

Edukasi publik mengenai pentingnya energi bersih harus ditingkatkan melalui kampanye dan sosialisasi yang masif. Pemerintah dapat bekerja sama dengan lembaga pendidikan, media, dan organisasi lingkungan untuk memberikan informasi yang komprehensif tentang manfaat energi terbarukan.

4. Pengembangan Infrastruktur PLTS di Daerah Terpencil

Banyak daerah terpencil di Indonesia yang masih sulit dijangkau oleh jaringan listrik nasional. PLTS bisa menjadi solusi yang efektif untuk menyediakan listrik di daerah-daerah tersebut. Dengan demikian, pembangunan PLTS di daerah terpencil tidak hanya meningkatkan kapasitas energi surya secara keseluruhan tetapi juga meningkatkan kualitas hidup masyarakat di daerah terpencil.

***

Melihat rendahnya kapasitas PLTS Indonesia di Asia seharusnya menjadi peringatan serius bagi semua pihak. Jika kita terus terlena dengan kenyamanan energi fosil dan tidak segera melakukan perubahan, Indonesia akan semakin tertinggal dalam transisi menuju energi bersih. Padahal, potensi energi terbarukan, khususnya tenaga surya, sangat besar dan dapat memberikan banyak manfaat bagi lingkungan dan perekonomian. 

Mari kita jadikan momentum ini sebagai titik balik untuk bersama-sama mendukung peningkatan kapasitas PLTS dan energi terbarukan di Indonesia, demi masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun