Mohon tunggu...
Syahiduz Zaman
Syahiduz Zaman Mohon Tunggu... Dosen - UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Penyuka permainan bahasa, logika dan berpikir lateral, seorang dosen dan peneliti, pemerhati masalah-masalah pendidikan, juga pengamat politik.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Menilik Rendahnya Kapasitas PLTS Indonesia di Kawasan Asia

6 November 2024   19:30 Diperbarui: 6 November 2024   19:33 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Databoks.katadata.co.id

Indonesia adalah negara yang kaya akan sinar matahari sepanjang tahun, terutama di daerah-daerah dekat garis khatulistiwa. Ironisnya, potensi ini belum dimanfaatkan dengan optimal. Indonesia masih mengandalkan pembangkit listrik berbasis fosil, seperti batubara dan minyak bumi, yang justru berkontribusi pada pencemaran lingkungan dan perubahan iklim.

5. Ketergantungan pada Energi Fosil

Indonesia adalah salah satu produsen batubara terbesar di dunia, dan hal ini menjadi kendala besar dalam pengembangan energi terbarukan. Sebagian besar pembangkit listrik di Indonesia masih menggunakan batubara, yang dianggap lebih murah dan efisien. Namun, ketergantungan ini memiliki dampak jangka panjang yang buruk bagi lingkungan. Transisi menuju energi terbarukan, termasuk PLTS, sering kali terhambat oleh ketergantungan pada industri batubara dan kepentingan ekonomi yang terkait.

Mengapa Peningkatan Kapasitas PLTS Sangat Penting bagi Indonesia?

Meningkatkan kapasitas PLTS di Indonesia bukan hanya soal pencapaian angka-angka dalam statistik, tetapi tentang masa depan bangsa yang lebih hijau dan berkelanjutan. Indonesia menghadapi ancaman serius dari perubahan iklim yang dapat memengaruhi banyak sektor, seperti pertanian, kesehatan, dan kelautan. Peningkatan kapasitas PLTS adalah langkah penting dalam upaya mengurangi emisi karbon dan berkontribusi pada pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG), khususnya SDG 7 (Energi Bersih dan Terjangkau) dan SDG 13 (Penanganan Perubahan Iklim).

Dengan menggunakan energi terbarukan seperti tenaga surya, Indonesia dapat mengurangi ketergantungan pada energi fosil yang tidak ramah lingkungan. PLTS juga memiliki manfaat lain, seperti mengurangi biaya operasional dalam jangka panjang karena energi matahari bersifat gratis dan melimpah. Selain itu, transisi menuju energi bersih akan membuka banyak lapangan pekerjaan baru di sektor teknologi hijau dan mendukung perekonomian nasional.

Apa yang Harus Dilakukan untuk Meningkatkan Kapasitas PLTS?

Untuk mengatasi masalah ini, pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat harus bekerja sama dalam menciptakan lingkungan yang kondusif bagi pengembangan PLTS. Berikut beberapa langkah yang bisa diambil:

1. Peningkatan Insentif dan Subsidi

Pemerintah perlu memberikan insentif yang menarik bagi investor yang ingin mengembangkan energi terbarukan, terutama PLTS. Subsidi untuk instalasi awal, keringanan pajak, atau skema pembiayaan yang fleksibel akan sangat membantu dalam meningkatkan minat investasi.

2. Perbaikan Kebijakan dan Regulasi

Regulasi yang lebih konsisten dan tidak berubah-ubah sangat dibutuhkan untuk menciptakan kepastian bagi investor. Pemerintah harus memastikan bahwa peraturan yang dikeluarkan mendukung pertumbuhan energi terbarukan, bukan malah menghambatnya. Harmonisasi kebijakan di tingkat pusat dan daerah juga penting agar tidak terjadi tumpang tindih regulasi.

3. Peningkatan Kesadaran dan Edukasi Masyarakat

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun