***
Pada inti dari CSR, terdapat kepercayaan antara perusahaan dan para pemangku kepentingan. Krisis keuangan global 2008-2009 memberikan bukti kuat bahwa perusahaan dengan tingkat CSR yang lebih tinggi tidak hanya bertahan, tetapi juga berkinerja lebih baik secara finansial dibandingkan perusahaan dengan tingkat CSR yang rendah.Â
Penelitian Lins et al. ini menunjukkan bahwa perusahaan yang memiliki CSR tinggi memiliki pengembalian saham yang lebih baik selama krisis, yakni 4 hingga 7 persen lebih tinggi daripada perusahaan yang tidak aktif dalam kegiatan CSR.
Salah satu mekanisme yang mendukung kinerja positif perusahaan CSR selama krisis adalah kepercayaan. Kepercayaan yang terbentuk melalui CSR memberikan perusahaan "modal sosial" yang penting ketika pasar mengalami ketidakpastian dan penurunan.Â
Ketika kepercayaan publik terhadap institusi dan perusahaan menurun secara signifikan selama krisis, perusahaan yang telah berinvestasi dalam membangun hubungan yang baik dengan karyawan, pelanggan, dan komunitas lokal cenderung lebih mudah mendapat dukungan dari para pemangku kepentingan.Â
Sebagai contoh, perusahaan-perusahaan ini sering kali mendapatkan kesetiaan yang lebih tinggi dari pelanggan dan tenaga kerja yang lebih termotivasi, yang pada akhirnya mendukung kelangsungan operasional perusahaan di saat krisis.
Data dari survei Edelman Trust Barometer 2009 memperkuat fakta bahwa tingkat kepercayaan terhadap korporasi global menurun drastis, terutama di Amerika Serikat yang mencatat penurunan kepercayaan sebesar 77%.Â
Namun, di sisi lain, perusahaan-perusahaan yang menonjol dalam kegiatan CSR mampu membangun reputasi sebagai entitas yang dapat dipercaya dan bertanggung jawab sosial.Â
Hal ini menciptakan hubungan timbal balik, di mana karyawan dan pelanggan merasa terikat untuk mendukung perusahaan, meskipun dalam kondisi ekonomi yang sulit.
Lebih lanjut, CSR juga memainkan peran penting dalam hal kinerja keuangan jangka panjang. Perusahaan dengan CSR tinggi mengalami peningkatan profitabilitas, margin keuntungan, dan pertumbuhan penjualan, bahkan dalam kondisi krisis.Â
Lins et al. (2017) mencatat bahwa perusahaan-perusahaan ini juga mampu menarik lebih banyak pendanaan dan utang dibandingkan perusahaan dengan CSR rendah, yang menunjukkan bahwa investor dan pemberi pinjaman cenderung lebih percaya pada perusahaan yang memiliki reputasi baik dalam hal tanggung jawab sosial.