Mohon tunggu...
Syahiduz Zaman
Syahiduz Zaman Mohon Tunggu... Dosen - UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Penyuka permainan bahasa, logika dan berpikir lateral, seorang dosen dan peneliti, pemerhati masalah-masalah pendidikan, juga pengamat politik.

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

Mengapa Orang Indonesia Suka COD?

9 September 2024   03:10 Diperbarui: 9 September 2024   03:31 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Cash on Delivery (COD). (Freepik/rawpixel.com)

Popularitas Metode Pembayaran COD di Indonesia

Metode pembayaran Cash on Delivery (COD) semakin populer di Indonesia, terutama dalam transaksi e-commerce. 

Berdasarkan laporan NielsenIQ tahun 2023, sebanyak 56 persen dari 4.127 responden memilih metode COD sebagai cara pembayaran utama ketika berbelanja online. 

Hal ini menandakan bahwa konsumen Indonesia masih mengedepankan rasa aman dan kenyamanan dalam bertransaksi. 

COD memungkinkan mereka untuk membayar setelah barang diterima, memberikan rasa kepercayaan yang lebih tinggi, terutama terkait kualitas produk yang dibeli.

Sebagai perbandingan, metode pembayaran lain seperti dompet digital (e-wallet) yang menempati posisi kedua dengan 17 persen, mengalami penurunan dibandingkan tahun 2022 yang mencapai 22 persen. 

Faktor utama di balik penurunan ini adalah ketidakmampuan dompet digital untuk menawarkan rasa aman yang setara dengan COD, serta persaingan ketat dari berbagai metode pembayaran baru yang terus bermunculan.

Alasan utama yang mendorong konsumen Indonesia berbelanja online adalah harga yang lebih murah, sebagaimana diakui oleh 79 persen responden. 

Selain itu, kemudahan proses pembayaran menjadi faktor kunci lainnya, dengan 53 persen responden yang menyatakan bahwa kemudahan pembayaran merupakan salah satu alasan utama mereka memilih untuk berbelanja online.

Sementara itu, transfer bank melalui layanan digital banking menempati posisi ketiga dengan 16 persen, sementara ATM dan virtual account mencatatkan persentase yang lebih kecil, masing-masing sebesar 2 persen. 

Tren ini menunjukkan bahwa konsumen Indonesia mengutamakan fleksibilitas dan keamanan dalam pembayaran, yang membuat COD tetap mendominasi.

Tren pertumbuhan ini juga tercermin dalam data yang menunjukkan peningkatan frekuensi belanja online di Indonesia sebesar 37 persen pada tahun 2023. 

Kendati demikian, penurunan tren e-wallet memerlukan perhatian dari para pelaku industri, yang harus berinovasi untuk menarik kembali minat pengguna.

Tantangan dan Peluang Metode Pembayaran di E-commerce Indonesia

Kendati metode pembayaran COD masih menjadi pilihan utama masyarakat Indonesia, terdapat tantangan yang muncul dalam keberlanjutan tren ini. 

Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi popularitas COD di masa depan adalah pertumbuhan metode pembayaran digital yang semakin inovatif dan beragam. 

Meskipun saat ini e-wallet mengalami penurunan sebesar 5 persen dibandingkan tahun 2022, perkembangan teknologi finansial yang cepat dapat menarik konsumen kembali ke opsi ini jika pelaku industri mampu menawarkan keamanan dan kemudahan yang lebih baik.

Preferensi konsumen berubah seiring dengan meningkatnya literasi digital, dan penetrasi internet di Indonesia berperan penting. 

Survei dari NielsenIQ mengungkapkan bahwa sebanyak 42 persen responden memilih kenyamanan sebagai salah satu alasan utama berbelanja online. 

Hal ini menunjukkan bahwa metode pembayaran yang menawarkan pengalaman transaksi yang lebih efisien dan aman, seperti pembayaran melalui aplikasi mobile banking dan dompet digital, masih memiliki peluang besar untuk tumbuh, terutama di kalangan pengguna yang lebih muda dan melek teknologi.

Di sisi lain, COD juga masih menghadapi tantangan operasional, seperti risiko penipuan, biaya pengembalian barang, dan keterlambatan pembayaran. 

Para pelaku e-commerce perlu menemukan solusi inovatif untuk mengatasi masalah ini guna mempertahankan keunggulan kompetitif metode COD di pasar. 

Salah satu solusi potensial adalah integrasi teknologi pelacakan yang lebih canggih untuk meningkatkan transparansi pengiriman barang, sehingga konsumen merasa lebih aman dalam bertransaksi tanpa harus mengandalkan COD.

Di masa depan, integrasi omnichannel yang menggabungkan pengalaman belanja online dan offline juga menjadi tren yang menjanjikan. 

Studi NielsenIQ menyebutkan bahwa meskipun e-commerce berkembang pesat, toko fisik tetap menjadi saluran utama bagi konsumen Indonesia. 

Oleh karena itu, pelaku industri perlu menciptakan ekosistem yang dapat mengakomodasi berbagai preferensi konsumen, termasuk menawarkan pilihan pembayaran yang fleksibel baik secara daring maupun luring.

***

Meski metode COD masih mendominasi, perkembangan teknologi finansial dan perubahan preferensi konsumen membuka peluang bagi metode pembayaran lain untuk tumbuh. 

Pelaku industri perlu terus berinovasi dalam menyediakan opsi pembayaran yang aman, nyaman, dan efisien agar dapat bersaing dalam ekosistem e-commerce yang semakin kompleks dan dinamis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun