Tren pertumbuhan ini juga tercermin dalam data yang menunjukkan peningkatan frekuensi belanja online di Indonesia sebesar 37 persen pada tahun 2023.Â
Kendati demikian, penurunan tren e-wallet memerlukan perhatian dari para pelaku industri, yang harus berinovasi untuk menarik kembali minat pengguna.
Tantangan dan Peluang Metode Pembayaran di E-commerce Indonesia
Kendati metode pembayaran COD masih menjadi pilihan utama masyarakat Indonesia, terdapat tantangan yang muncul dalam keberlanjutan tren ini.Â
Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi popularitas COD di masa depan adalah pertumbuhan metode pembayaran digital yang semakin inovatif dan beragam.Â
Meskipun saat ini e-wallet mengalami penurunan sebesar 5 persen dibandingkan tahun 2022, perkembangan teknologi finansial yang cepat dapat menarik konsumen kembali ke opsi ini jika pelaku industri mampu menawarkan keamanan dan kemudahan yang lebih baik.
Preferensi konsumen berubah seiring dengan meningkatnya literasi digital, dan penetrasi internet di Indonesia berperan penting.Â
Survei dari NielsenIQ mengungkapkan bahwa sebanyak 42 persen responden memilih kenyamanan sebagai salah satu alasan utama berbelanja online.Â
Hal ini menunjukkan bahwa metode pembayaran yang menawarkan pengalaman transaksi yang lebih efisien dan aman, seperti pembayaran melalui aplikasi mobile banking dan dompet digital, masih memiliki peluang besar untuk tumbuh, terutama di kalangan pengguna yang lebih muda dan melek teknologi.
Di sisi lain, COD juga masih menghadapi tantangan operasional, seperti risiko penipuan, biaya pengembalian barang, dan keterlambatan pembayaran.Â
Para pelaku e-commerce perlu menemukan solusi inovatif untuk mengatasi masalah ini guna mempertahankan keunggulan kompetitif metode COD di pasar.Â
Salah satu solusi potensial adalah integrasi teknologi pelacakan yang lebih canggih untuk meningkatkan transparansi pengiriman barang, sehingga konsumen merasa lebih aman dalam bertransaksi tanpa harus mengandalkan COD.