Dengan demikian, Keller menekankan bahwa tidak ada satu model persahabatan yang dapat menjadi tolok ukur untuk semua hubungan.Â
Setiap persahabatan memiliki nilai unik yang bergantung pada kebutuhan, karakteristik, dan situasi individu yang terlibat di dalamnya.Â
Pendekatan pluralistik ini memberikan wawasan yang lebih luas tentang bagaimana persahabatan dapat meningkatkan kualitas hidup manusia, tidak hanya melalui kesempurnaan moral tetapi juga melalui adaptasi terhadap kelemahan dan keterbatasan manusia.
***
Pendekatan pluralistik Simon Keller dalam memandang persahabatan memberikan perspektif yang lebih inklusif dan realistis mengenai hubungan manusia.Â
Keller berhasil menunjukkan bahwa persahabatan yang baik tidak harus didasarkan pada standar ideal yang ketat seperti yang sering diusulkan oleh filsuf-filsuf klasik seperti Aristoteles.Â
Sebaliknya, persahabatan yang baik adalah yang mampu memenuhi kebutuhan unik individu yang terlibat di dalamnya, dan yang mampu membawa nilai-nilai yang terkait dengan persahabatan, seperti kesetaraan, dukungan, spontanitas, dan penerimaan perbedaan.
Dengan memahami bahwa persahabatan dapat memiliki bentuk dan tujuan yang beragam, kita dapat lebih menghargai hubungan yang kita miliki tanpa merasa terbebani oleh tuntutan untuk mencapai bentuk persahabatan yang dianggap sempurna.Â
Persahabatan yang baik tidak selalu harus memenuhi standar kesempurnaan moral atau keintiman yang mendalam, tetapi lebih pada bagaimana hubungan tersebut mampu memberikan kebahagiaan, dukungan, dan makna dalam kehidupan sehari-hari.Â
Data dari berbagai penelitian juga mendukung gagasan ini, dengan menunjukkan bahwa bentuk persahabatan yang beragam dapat memberikan manfaat kesehatan mental dan kesejahteraan yang signifikan bagi individu, terlepas dari perbedaan yang ada di antara mereka.
Akhirnya, Keller mengingatkan bahwa persahabatan yang baik adalah yang beradaptasi dengan kehidupan nyata, dengan semua kelemahan dan keterbatasan manusia.Â