Mohon tunggu...
Syahiduz Zaman
Syahiduz Zaman Mohon Tunggu... Dosen - UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Penyuka permainan bahasa, logika dan berpikir lateral, seorang dosen dan peneliti, pemerhati masalah-masalah pendidikan, juga pengamat politik.

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence Pilihan

Urgensi Pelabelan Konten AI

8 September 2024   22:33 Diperbarui: 8 September 2024   22:35 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi deepfake oleh AI. (Freepik)

Salah satu masalah utama dari konten yang dihasilkan oleh AI adalah hilangnya nilai ekspresif yang hanya dapat diberikan oleh manusia. 

Karya seni atau literatur yang dihasilkan oleh AI, meskipun bisa jadi sama persuasif atau mengesankan, tidak membawa nilai kreatif dan emosional yang sama. 

Sebagai contoh, dalam dunia seni, apabila kita mengetahui bahwa karya seperti Guernica oleh Picasso ternyata dihasilkan oleh AI, apresiasi kita terhadap karya tersebut akan berkurang drastis.

Oleh karena itu, pelabelan tidak hanya penting dari segi epistemik tetapi juga dari segi nilai ekspresif, agar masyarakat dapat membedakan mana karya manusia dan mana yang dihasilkan oleh mesin.

Fisher memperingatkan bahwa tanpa pelabelan yang tepat, AI dapat mengubah cara kita mengonsumsi informasi secara fundamental. 

Masyarakat bisa saja kehilangan kepercayaan terhadap konten digital secara keseluruhan, yang pada akhirnya akan merusak ekosistem informasi publik yang sehat.

***

Dari perspektif filosofis dan etika, pelabelan konten sintetis yang dihasilkan oleh AI menjadi kebutuhan mendesak untuk menjaga integritas informasi publik. 

Fisher berpendapat bahwa meskipun pelabelan memiliki tantangan teknis dan biaya, manfaatnya jauh lebih besar bagi masyarakat. 

Dengan pelabelan, kita dapat mencegah masyarakat dari terjerumus dalam misinformasi dan konten manipulatif yang semakin tersebar luas di era digital ini. 

Selain itu, pelabelan juga memastikan bahwa konten manusia tetap dihargai sesuai dengan nilai ekspresif dan kreativitasnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun