Mohon tunggu...
Syahiduz Zaman
Syahiduz Zaman Mohon Tunggu... Dosen - UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Penyuka permainan bahasa, logika dan berpikir lateral, seorang dosen dan peneliti, pemerhati masalah-masalah pendidikan, juga pengamat politik.

Selanjutnya

Tutup

Analisis Artikel Utama

Perbandingan Peran Perempuan di Politik Indonesia dan Dunia

5 September 2024   08:41 Diperbarui: 12 September 2024   20:38 396
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana rapat paripurna ke-14 DPR RI Masa Persidangan IV Tahun Sidang 2023-2024, di Gedung DPR (28/3/2024) pagi. (KOMPAS.com/NICHOLAS RYAN ADITYA)

Hal ini menunjukkan bahwa pendekatan gender di tingkat partai memainkan peran penting dalam bagaimana perempuan dapat maju di dunia politik Indonesia.

Tantangan yang paling signifikan terletak pada penerapan budaya patriarki yang masih kuat, bahkan dalam konteks Islamis, yang sering diasumsikan menjadi penghalang utama. 

Namun, penelitian Prihatini (2019) menunjukkan bahwa baik partai Islamis maupun pluralis tidak memiliki perbedaan signifikan dalam mematuhi kuota gender 30%. 

Meski demikian, keduanya gagal dalam memberikan prioritas pada kandidat perempuan di posisi teratas daftar pemilih, terutama dalam sistem proporsional terbuka yang memerlukan modal besar.

Ketimpangan akses modal ini membuat perempuan lebih sulit bersaing di pemilu legislatif.

Perkembangan keterwakilan perempuan di Indonesia masih menghadapi tantangan besar. 

Meski ada kemajuan dalam beberapa aspek, seperti peningkatan jumlah calon perempuan dan dukungan afirmatif dari partai-partai, kendala struktural seperti patriarki dan sistem politik berbasis uang masih menjadi hambatan utama bagi perempuan untuk mendapatkan posisi yang lebih tinggi di panggung politik.

Perbandingan Keterwakilan Gender dalam Politik di Indonesia dan Luar Negeri

Jika kita bandingkan dengan perkembangan di negara-negara lain, Indonesia masih tertinggal dalam hal efektivitas kebijakan keterwakilan gender dalam politik. 

Di negara-negara maju seperti Swedia, Norwegia, dan Finlandia, keterwakilan perempuan di parlemen sering kali mencapai lebih dari 40%. 

Hal ini didukung oleh sistem proporsional yang lebih terstruktur dan dukungan finansial serta politik yang lebih inklusif terhadap perempuan. 

Di Indonesia, meski undang-undang telah ada untuk mendorong keterwakilan perempuan, pelaksanaannya sering kali terganjal oleh faktor-faktor budaya dan struktural yang mengakar kuat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun