Mohon tunggu...
Syahiduz Zaman
Syahiduz Zaman Mohon Tunggu... Dosen - UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Penyuka permainan bahasa, logika dan berpikir lateral, seorang dosen dan peneliti, pemerhati masalah-masalah pendidikan, juga pengamat politik.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Berawal dari yang Akhir, Berakhir dari yang Awal

26 Agustus 2024   03:30 Diperbarui: 26 Agustus 2024   05:29 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi "berawal dari yang akhir, berakhir dari yang awal". (Created by Bing Image Creator)

Dalam sebuah wawancara yang penuh introspeksi, Prof. BJ Habibie pernah mengemukakan pandangan filosofisnya dengan kalimat yang menggugah: "berawal dari yang akhir, berakhir dari yang awal". 

Ungkapan ini tidak hanya mencerminkan paradoks, tetapi juga menyentuh inti dari pemahaman kita tentang waktu dan eksistensi.

Pada dasarnya, ungkapan Habibie mengajak kita untuk memikirkan kehidupan sebagai siklus yang terus menerus, di mana akhir dan awal tidak terpisahkan, melainkan saling terkait dalam lingkaran waktu yang abadi. 

Ini mirip dengan konsep 'Ouroboros' dalam mitologi kuno, simbol ular yang menggigit ekornya sendiri, yang melambangkan kesinambungan, keseluruhan, dan siklus kehidupan yang tak berujung.

Dalam konteks filosofis, pandangan ini menantang kita untuk mempertimbangkan ulang cara pandang kita terhadap waktu. 

Biasanya, kita memandang waktu sebagai garis lurus yang terentang dari masa lalu menuju masa depan. 

Namun, jika kita memulai dengan 'akhir', kita dipaksa untuk melihat masa depan sebagai titik awal, dan masa lalu sebagai kesimpulan dari cerita yang belum terjadi. 

Ini memutarbalikkan pemahaman konvensional kita dan memberikan perspektif baru tentang bagaimana keputusan dan tindakan masa depan bisa membentuk pemahaman kita tentang masa lalu.

Filsuf Yunani, Heraclitus, mengatakan bahwa "tidak ada yang tetap kecuali perubahan". 

Dalam konteks Habibie, ini berarti bahwa setiap akhir yang kita capai dalam hidup sebenarnya adalah awal dari sesuatu yang baru. 

Setiap kesudahan membuka pintu untuk awal yang baru, dan sebaliknya, setiap permulaan sudah mengandung benih-benih akhirnya sendiri.

Ini memberikan kita sebuah lensa untuk melihat kehidupan sebagai proses transformasi yang terus-menerus, di mana tujuan akhir dari suatu perjalanan sebenarnya adalah titik awal untuk perjalanan berikutnya.

Lebih lanjut, ini juga mengajarkan kita tentang pentingnya persiapan dan penghargaan terhadap setiap momen.

Jika kita menganggap bahwa setiap akhir adalah awal yang baru, maka kita lebih cenderung untuk menghargai setiap pengalaman, belajar dari kesalahan, dan terus berkembang, sebab kita tahu bahwa akhir dari satu fase adalah kesempatan untuk memulai yang lebih baik.

Dalam kehidupan pribadi, filosofi ini bisa menjadi sangat berarti. Kita sering kali takut akan akhir, seperti kematian, kegagalan, atau penolakan. 

Namun, jika kita memahami bahwa setiap akhir adalah awal yang baru, kita dapat lebih mudah menerima perubahan dan kesudahan sebagai bagian alami dari kehidupan. 

Ini bukan hanya tentang optimisme, tetapi tentang pemahaman mendalam akan alam semesta dan tempat kita di dalamnya.

Kesimpulannya, pandangan Habibie tentang 'berawal dari yang akhir, berakhir dari yang awal' adalah sebuah refleksi yang mendalam tentang alam semesta, waktu, dan eksistensi kita. 

Ini adalah pengingat bahwa dalam siklus kehidupan, tiada yang benar-benar berakhir, dan tiada yang benar-benar dimulai, melainkan semuanya adalah transformasi yang abadi. 

Seperti yang diungkapkan T.S. Eliot, "akhir dari semua penjelajahan kita adalah untuk tiba di tempat kita berangkat dan mengetahui tempat tersebut untuk pertama kalinya."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun