Mereka harus mengeksplorasi dan menerapkan strategi yang tidak hanya menghilangkan hambatan fisik tetapi juga hambatan persepsi dan ekspektasi terhadap siswa berkebutuhan khusus.
Dengan demikian, pendidikan STEM yang humanistik dan inklusif tidak hanya memperluas akses tetapi juga memperkaya cara kita semua memikirkan dan melibatkan diri dengan sains dan teknologi.Â
Ini membuka jalan bagi masa depan di mana setiap siswa, tidak peduli latar belakang atau kebutuhan khusus mereka, dapat berkontribusi pada dan memanfaatkan sepenuhnya dari kekayaan ilmu pengetahuan dan inovasi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H