Selain itu, cedera dan absennya beberapa pemain kunci semakin memperburuk situasi. Everton harus bermain tanpa beberapa pemain inti, yang menyebabkan penurunan kualitas permainan. Sean Dyche dalam konferensi persnya setelah pertandingan, menyebut bahwa skuadnya sedang dalam kondisi "terbentur" oleh berbagai masalah, mulai dari cedera hingga minimnya aktivitas transfer akibat keterbatasan finansial klub. Hal ini menambah tantangan bagi Dyche untuk mengembalikan performa timnya ke jalur yang benar.
Sementara itu, Tottenham terlihat semakin solid di bawah kepemimpinan Postecoglou. Heung-Min Son, yang mencetak dua gol dalam pertandingan ini, menjadi pahlawan bagi Tottenham. Son tidak hanya menunjukkan ketajamannya di depan gawang, tetapi juga kepemimpinannya di lapangan, sebuah kualitas yang sangat dibutuhkan Tottenham setelah kepergian Harry Kane. Dalam dua pertandingan, Son telah mencetak tiga gol dan mencatatkan 4 tembakan tepat sasaran, menunjukkan betapa pentingnya perannya dalam strategi permainan Tottenham.
Pertahanan Tottenham juga menunjukkan peningkatan signifikan. Cristian Romero, bersama Micky van de Ven, berhasil menjaga soliditas lini belakang Tottenham. Van de Ven, yang dikenal dengan kecepatan dan visi bermainnya, bahkan berkontribusi dalam serangan dengan memberikan assist untuk gol kedua Son. Dengan pertahanan yang kokoh dan serangan yang tajam, Tottenham tampaknya siap untuk bersaing di papan atas musim ini.
Bagi Everton, pertandingan berikutnya akan sangat krusial. Mereka harus segera menemukan cara untuk mencetak gol dan memperbaiki lini pertahanan yang keropos jika tidak ingin terpuruk lebih dalam. Dengan tekanan yang semakin besar, Everton harus menemukan kembali semangat dan kualitas yang pernah mereka miliki untuk menghindari ancaman degradasi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H