Mohon tunggu...
Syahiduz Zaman
Syahiduz Zaman Mohon Tunggu... Dosen - UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Penyuka permainan bahasa, logika dan berpikir lateral, seorang dosen dan peneliti, pemerhati masalah-masalah pendidikan, juga pengamat politik.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Sinopsis Cerita Pendek "Timeo Danaos..." Karya Jeffrey Archer (34)

20 Agustus 2024   05:24 Diperbarui: 20 Agustus 2024   06:24 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi cerita pendek "Timeo Danaos...". (Created by Bing Image Creator)

Arnold, sebagai seorang yang menganggap dirinya pengusaha sejati, tertarik dengan tawaran ini. Ia meyakinkan Deirdre dan teman-temannya untuk meninggalkan perangkat makan yang sudah dipilih dan pergi ke Kalafatis dengan harapan mendapatkan harga yang lebih baik.

Perjalanan menuju desa tersebut memakan waktu lebih lama dari yang diperkirakan, dan kondisi bus yang mereka tumpangi jauh dari nyaman. Setibanya di Kalafatis, mereka menemukan toko keramik yang terlihat menjanjikan. 

Deirdre segera menemukan perangkat makan "Delphi" yang sama, namun ia kecewa saat mengetahui bahwa harganya hanya sedikit lebih murah daripada di House of Ptros. Meski begitu, Arnold, dengan rasa bangga yang besar, mendorongnya untuk membeli perangkat tersebut, meyakinkan dirinya dan orang lain bahwa perjalanan ini telah berhasil menghemat banyak uang.

Setelah berbelanja, mereka buru-buru kembali ke Mykonos untuk mengejar kapal. Dalam perjalanan kembali, Deirdre melihat pemuda yang sebelumnya memberi mereka informasi tentang Kalafatis, sekarang sedang memberikan amplop kepada para pekerja toko di Kalafatis, yang ternyata adalah bagian dari rencana untuk memikat turis seperti mereka. Saat bus mulai bergerak, pemuda tersebut tersenyum dan melambaikan tangan kepada Deirdre, seolah-olah mengejek keputusan mereka.

Arnold, tak menyadari bahwa mereka mungkin telah ditipu, terus berbicara tentang betapa bijaksananya keputusan bisnisnya, mengabaikan kenyataan bahwa mereka telah kehilangan kesempatan untuk membeli perangkat makan yang sebenarnya lebih diinginkan Deirdre di toko sebelumnya. Deirdre hanya bisa tersenyum pahit, menyadari bahwa dalam keinginan Arnold untuk menjadi pengusaha, mereka telah kehilangan sesuatu yang lebih berharga---kemampuan untuk mengenali nilai sejati dari pilihan mereka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun